Kisah dibalik Cernak “Ternyata Leana Tidak Begitu” yang Dimuat di Majalah Girls Terbaru No 5 Tahun XI 2015
Rasanya masih nggak percaya! Bisa nembus
Majalah Nasional ini! Koran daerah kaya Lampung Post aja, Ara belum
nembus-nembus. Ditambah lagi cernak ini itu tugas Kelas Kurcaci Pos yang
digawangi Kak Bambang Irwanto. Tepatnya tugas ke-7. Padahal, kan temen-temen
kurcaci lain juga ngirim. Nggak nyangka karya Ara dulu yang nonggol. Pasti
karya temen-temen kurcaci pos 14 dan 15 sebentar lagi bakalan nongol juga.
Jadi Ara kirim ini, akhir Agustus.
Kemungkinan 31 Agustus 2015. Terus dimuat tanggal 7 Oktober 2015. Lumayan
cepet, cuma sebulan lebih. Biasanya kan lebih lama. Honornya baru cair satu
bulan lagi. Udah Ara planing buat beli sepatu untuk adik Ara.
Okey, Ara mau cerita sekelumit kisah di balik
pembuatan cernak ini. Sebenernya, saat tugas membuat Fiction ini, Ara lagi
nggak mood sama sekali. Nggak punya ide sama sekali. Ditambah lagi Dlnya kan
nggak ada seminggu. Dikasih tahu tugasnya hari Senin, DL-nya hari Jumat. Soalnya
saat itu, Ara bener-bener lagi sebel sama ketua kelas Ara. Ditambah lagi,
seorang dosen malah ikut-ikutan memanas-manasi kekeruhan antara Ara dan Ketua
Kelas itu. Permasalahan aku dan ketua kelas tidak ada yang menegahkan. Malah
saling berpihak-pihak. Padahal, harusnya yang lebih tua menengahi bukan malah
memihak, ya. Tetapi, itulah proses dewasa. Kita harus menghadapinya sendiri.
Sehingga, sekarang aku jadi sadar. Kalau harus memandang orang bukan dari sisi
buruknya saja, tetapi juga dari sisi baiknya. Soalnya, semua orang itu juga
punya sisi baik kok. Dan aku menemukan sisi baik itu dari ketua kelas. Aku
tidak mau membeberkannya. Entar dianya jadi GR. Bisa-bisa dia melayang-layang
kaya setan. Kan takyut! Eh ... Eh malah curhat :v
Jadi, saat itu dibandingkan nggak punya ide.
Ya udah masalah Ara sama ketua kelas itu Ara tulis aja. Tetapi tentu, nama
tokohnya Ara ganti. Terus Ara karang, sesuai keinginan Ara untuk menyelesaikan
masalah aku dan ketua kelas. Yang sebenernya saat itu belum selesai alias belum
damai. Masih anget-angetnya gitu lah. Keinginan damai di ending konflik Ara
dengan ketua kelas inilah yang membuat Ara berpikir. Gimana, ya kalau endingnya
Ara yang salah sangka. Tetapi, Ara juga tidak mau seratus persen disalahkan.
Soalnya, ketua kelas juga salah. Ia tidak peduli dengan omongan teman-teman
lain tentang dirinya. Makanya, teman-teman berburuk sangka pada ketua kelas.
Tokoh Caca yang pendiam tiba-tiba bicara
tentang omongan teman-temannya yang bilang ketua kelas Leana egois dan banyak
teman-teman tidak menyukainya. Leana malah marah karena menurut dia, dia tidak
seperti yang dikatakan teman-temannya itu. Caca juga marah, karena dia memberi
nasehat malah dimarahi. Pertengkaran itu membuat persahabatan Leana dan Caca
hancur. Mereka sama-sama menganggap diri mereka benar. Inilah, konflik yang
terjadi antara aku dan ketua kelas.
Hehehe ... Ara hanya nulis sekali, dan Kak
Bambang bilang sudah bagus dan tidak usah direvisi. Hanya judulnya saja yang
ganti. Aku lupa judul awalnya. Hehehe .... Ini tugas kedua di Kelas Kurcaci Pos
yang tidak perlu revisi. Tidak seperti Tugas membuat dongeng dengan tokoh
imajinasi seperti kurcaci, puteri, dan peri. Yang Ara gagal bikin. Sampai harus
direvisi empat kali. Tugas fiction ini tanpa revisi. Bersyukur juga ada konflik
antara Ara dan ketua kelas, jadi bisa bikin ini. Dan karena ini juga, Ara paham
bahwa lebih mudah mencari ide yang kita lihat dibandingkan dengan apa yang
berada di jauh sana. Sehingga, Ara harus lebih peka dengan keadaan sekitar.
Nyuri ide di sekitar Ara. Kayanya udah punya, nih! Temen-temen kelas Ara punya
banyak karakter yang berbeda, seperti yang dikatakan Bu Dosen Fat. Dari
karakter mereka, akan Ara bikin sebuah cerita. Hahahaha!
Mau tahu ending yang Ara imajinasikan tentang
konflik antara Caca dan Leana? Alias antara Ara dan Ketua kelas? Silakan dibeli
majalahnya girls terbaru, ya! Belinya di Gramed, Toga Mas, dan toko-toko buku
lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar