Mengacam Kenangan Bersama Teater Tikar
Semarang – Drama
“Mengancam Kenangan” yang dipentaskan Teater Tikar di Auditorium Gedung Pusat
UPGRIS sukses membuat penonton berpikir ektra, Kamis (08/10). Drama ini menghadirkan representasi kejemuan
dalam menyingkapi kenangan. Suasana Melankolis diberangi eksplorasi gerak
tubuh, nada dialog, ilustrasi, serta setting tidak memberi penonton rehat untuk
perpikir mengenai keberadaan kenangan.
Dalam diskusi bebas,
setelah pementasan, sutradara drama “Mengancam Kenangan”, Ibrahim,
mengungkapkan latar belakang ide dan naskah drama tersebut.
“Naskah Mengancam
Kenangan, karya Iruka Danishwara (anggota Teater Tikar) merupakan tumpukan dan
benturan antara kenangan satu dengan lainnya, yang berintegrasi, saling
melilit. Mengancam Kenangan meminta kita untuk diuraikan, ditarik satu per satu
‘lilitan’ kenangan tersebut agar kita memposisikan kenangan secara tepat. “
ujarnya.
Drama ini juga dinilai
memiliki diksi yang sulit dicerna, sebab mengunakan bahasa puitis yang penuh
analogi. Meskipun begitu drama ini mampu menyadarkan kita untuk menghadapi
kenangan.
“Diksi yang digunakan
memang puitis dan memiliki arti dalam. Membuat penonton tidak memiliki ruang
untuk rehat perpikir serta sejenak mendiamkan perasaan. Kenangan selalu mampu
membuat otak kita terlampau padat. Membuat lelah pemain dan penonton. Namun diharapkan
setelah menonton drama ini, kita bisa menyingkapi kenangan secara bijak. Jika
berdamai atau melawan kenangan adalah sebuah kekonyolan, maka mengancam
kenangan menjadi alternatif, karena mengatur kenangan pun sangat tidak
memungkinkan.” tuturnya panjang.
Dalam pementasan drama
ini dihadiri juga oleh Dosen Pembelajaran Membaca dan Menulis, Setia Naka
Andrian, mahasiswa PBSI khususnya semester lima, dan sejumlah alumni UPGRIS.
Para Pemain drama “Mengancam Kenangan” yang terdiri dari lima orang menunjukan
keprofesionalannya bermain peran, mulai dari mimik wajah, gerakan tubuh,
penguasaan panggung, penghayatan, dan olah suara. Pementasan ini secara
langsung mengajarkan mahasiswa PBSI mengenai
pementasan drama yang baik.(Zahratul Wahdati)
0 komentar:
Posting Komentar