Terbaru

Minggu, 17 Mei 2015

Mengatasi dan Melenyapkan Virus pstatic.eshopcomp.com Dengan Gampang

      Gilaaaaaa!!! Aku hampir putus asa gara-gara ngadepin virus ini pstatic.eshopcomp.com. Jadi setiap aku browser pasti masuk ke blog terus tiba-tiba pstatic.eshopcomp.com dan nggak bisa kembali lagi!
     Mungkin dengan install ulang bisa terselesaikan, tapi masalahnya nggak punya uang aku. Mau minta bantuan temen yang pinter Komputer, ahhh lagi-lagi aku ngerepotin.
     Aku pun berusaha sendiri untuk mengatasi masalah ini lewat mbah google, dan ahhh lagi-lagi mau nyari cara hapus pstatic.eshopcomp.com malah masuk ke laman pstatic.eshopcomp.com. Bisa-bisa ubanan aku lama-lama. Lalu aku cari lewat google leptop temen nah nemulah. (Udah baca aja jangan ikutin)


Cara Batal pstatic.eshopcomp.com dari Chrome?(Panduan Removal)

Cara Batal pstatic.eshopcomp.com dari Chrome?(Panduan Removal)

Apakah pstatic.eshopcomp.com terus bermunculan setiap kali Anda meluncurkan web browser?Apa yang dapat Anda lakukan jika berbagai program antivirus tidak berpengaruh pada berhenti ?Bagaimana berbahaya itu akan jika Anda hanya membiarkannya tinggal di komputer?Apakah ada cara yang dapat diandalkan untuk menyingkirkan secara menyeluruh? Silakan baca posting ini yang berisi informasi tentang pstatic.eshopcomp.com dan panduan manual removal terkait.

pstatic.eshopcomp.com PENDAHULUAN:

pstatic.eshopcomp.com adalah jahat dan keras kepala Google redirect virus yang dirancang oleh hacker untuk menyerang browser pengguna. pstatic.eshopcomp.com redirect virus bisa lolos berbagai alat penghapusan virus dengan mudah, yang menjelaskan mengapa Anda telah menginstal perangkat lunak keamanan pada komputer Anda, tetapi masih bisa masuk ke sistem operasi Anda.Akibatnya, Anda tidak akan dapat surfing ramah Internet.
Setiap begitu sering ketika Anda mengklik pada link atau halaman web itu akan mengirim Anda ke pstatic.eshopcomp.com atau kadang-kadang menampilkan iklan yang tidak diinginkan pada layar Anda. pstatic.eshopcomp.com melakukan banyak hal yang berbahaya pada komputer Anda, karena itu, itu berbahaya untuk menjaga pada mesin Anda.Untuk menghindari kekacauan lebih dan melindungi komputer yang terkena, Anda sangat dianjurkan untuk menyingkirkan itu segera setelah pandangan pertama.

GEJALA TERINFEKSI: GEJALA TERINFEKSI:

  • The berbahaya redirect virus penyebab koneksi internet yang buruk dan sistem sering crash.
  • pstatic.eshopcomp.com adalah pembajak browser parasit
  • pstatic.eshopcomp.com diam-diam diinstal ke sistem tanpa izin atau persetujuan.
  • Ini virus redirect akan terus mengarahkan koneksi internet Anda dan memberitahu Anda bahwa Anda browsing tidak aman.
  • pstatic.eshopcomp.com paksa menyesuaikan homepage default, mesin pencari dan bookmark dari komputer Anda.

CARA MEMINDAHKAN pstati dan bla bla bla bla....


Aku udah stressss mengetahui virus itu menakutkan, dan aku langsung ikuti langkah-langkah di atas, dowload YAC itu. Dan endingnya tetep yah. pstatic.eshopcomp.com lagi-lagi ke tempat iniiii. Okey aku sebel.

Tapi akhirnya, aku bisa browser lagi dan nggak ke pstatic.eshopcomp.com. Tentu tidak menggunakan cara-cara di atas. Caranya malah lebih mudah dan nggak ribet! Sumpeh deh! Nggak usah dowload aplikasi apa pun.




Karena caranya adalah ...
1. Unistall Aplikasi yang terkena virus pstatic.eshopcomp.com (kalo aku crome dan firefox)
2. Istall kembali crome dan firefox
3. Selesai.


Nggak usah pusing-pusing cuy! :v :v :v



Sabtu, 16 Mei 2015

Cerpen Nominasi 32 BESAR LOMBA #CERPENDUETUNSA Dear Love, Wait Me + Zahratul Wahdati dan Gema Darmawan Saputra

Ini cerpen petamaku, udah duluuuu banget nulisnya. Dan saat itu cerpen duet ini masuk ke 32 Besar Lomba Cerpen Unsa. Tentu kami tidak menyangka karena kami sangat pemula. Ini cerpen adalah saksi aku mulai menulis. Menjadi keyakinan bahwa siapapun bisa menulis.
Sebelumnya, aku akan memperlihatkan daftar peserta yang mengikuti Lomba Cerpen ini, ada banyak sekali penulis berbakat dan sudah punya nama.

"Mataharimu" Kumcer Bertahan Demi Cinta

Ini kumcer petamaku :)



MATAHARIMU
OLEH: ZAHRA DIYZHA

Minggu, 10 Mei 2015

Review Novel “The Body in the Library” Karya Agatha Chistie



Judul               : The Body in the Library (Mayat dalam Perpustakaan)
Penulis            : Agatha Chistie
Tahun Terbit : Cetakan keenam: November 2002
Halaman         :  280 halaman
Penerbit         : Gramedia Pustaka Utama
ISBN                : 979-686-156-6

Jangan Percaya, Berpikirlah Logis

Okey kita mulai dari sinopsis singkat di cover belakang novel:
Kolonel Bantry membentak, “Maksudmu ada mayat di dalam pepustakaan saya—perpustakaan saya?” Kepala pelayannya berdehem, “Barang kali Tuan ingin melihatnya sendiri?”
Bagaimanakah sampai mayat seorang gadis bisa berada di ruang perpustakaan keluarga Kolonel Bantry? Mengapa gadis ini dibunuh? Siapa dia?
Sampai sini saja sinopsis singkat di cover bukunya, masalahnya kepotong sama kertas lebel perpustakaan UPGRIS. Jadi ketahuan kan aku minjem dari perpus -_-
Aku lanjutkan saja sinopsisnya dengan kata-kataku sendiri.
Mayat gadis muda berumur delapan belas tahun itu, memiliki dandangan yang sangat mencolok di antara perpustakaan yang antik, tempatnya ditemukannya mati. Menurut kesaksiaan sepupunya, mayat itu adalah Rubby Keene seorang penari di hotel. Tetapi kenapa dia bisa berada di perpustakaan Kolonel Bantry, padahal Kolonel Bantry mengaku bahwa tidak pernah mengenal gadis itu.
Pihak kepolisian terus menyelidiki kasus ini. Dari beberapa orang yang mungkin terkait dengan kematian Rubby. Tetapi semuanya, memiliki alibi yang tidak terbantahkan dan membuat mereka bebas dari tuduhan. Tentu membuat polisi kebingungan. Namun di sini ada tokoh Nona Marple perawan tua yang memiliki banyak pengalaman mengenai kasus yaitu menghubungkannya dengan kehidupan dusun. Belum kasus gadis muda itu terungkap, ada sebuah pembunuhan kembali yang menimpa Pamella gadis yang masih sekolah.  Dia ditemukan terbakar di dalam mobil. Dan kematian dua gadis itu ditafsirkan dibunuh oleh orang yang sama.
Nona Marple  meramalkan pasti bakal ada usaha pembunuhan ketiga!
Review:
Judul review aku rada-rada gimana gitu, entahlah ... Sebenernya aku tidak percaya bisa menyelesaikan membaca novel ini. Jujur selama sebulan ini aku belum pernah kelar menyelesaikan baca satu novel pun. Karena kekurangan waktu, aku lebih suka baca cerpen yang sekali duduk. Tetapi kali ini, selesai Jeng! :v padahal, sejak tadi pagi hatiku terus berteriak-teriak nyuruh aku nyelesain tugas kuliah. Tetapi gara-gara novel ini yang bikin sumpeh penasaran banget. Akhirnya, sampai aku nulis review ini aku belum ngerjain tugasnnya. -_-
Ini memang novel pertama Agatha Cristie yang aku baca. Hanya satu hari dari pagi sampai malam aku menyelesaikan membacanya. Dan aku langsung marah! Pengin langsung remes-remes tuh novel setelah selesai membacanya. Why? karena endingnya itu bener-bener ngecoh banget. Dari awal aku udah dibawa kemana-mana, awalnya di bawa ketempat yang cerah sampai aku memprediksi siapa pelakunya. Lalu semakin lama aku berada di hutan yang gelap dan tidak bisa memprediksi siapa pelaku pembunuhannya. Sampai penasaran siapa sih pelakunya! Apa motifnya cinta, uang, atau hal lain?
Karena itulah aku baca sampai kelar! Dan penulis benar-benar cerdik menempatkan jawaban siapa pelakunya dan apa motif sebenarnya. Kamu tahu di mana? di akhir bab, di halaman yang menyentuh halaman terakhir. Jadi kamu bakalan dibuat penasaran sampai akhir! Dan dibikin mengangga lebar diakhir karena apa yang diungkapkan diakhir benar-benar di luar perkiraan kita. Di luar banget! Kamu bakalan benar-benar tertipu! Oh berapa kali aku bilang, benar-benar?
Tapi jujur novel keren abis! Apalagi karakter tokoh-tokoh kuat banget! Aku suka sekali dengan Nona Marple, dia sungguh tokoh yang unik. Beberapa polisi tidak percaya dengan kehebatan Nona Marple, tetapi ternyata Nona Marplelah yang mengungkap kasus ini. Karena dia tidak memiliki sifat seperti polisi.
“Saya kuatirkan Anda akan menganggap ‘metode’ saya, sebagaimana yang dikatakan Sir Henry, amat amatiran. Terus terang saja sebetulnya kebanyakan orang dan--tidak terkecuali juga polisi—terlalu mudah percaya, di dunia yang jahat ini. Mereka mempercayai apa saja yang dikatakan orang kepada mereka. Saya tidak pernah berbuat demikian. Saya suka membuktikan sesuatu sendiri.” (hal. 268)
Saya juga suka sifat Tuan Jefferson yang kehilangan semua anak-anaknya saat kecelakaan dan juga kedua kakinya. Tetapi dia masih bisa berjuang hidup, menjadi sukses, bahkan ingin mengadopsi Ruby menjadi anak. Yang paling berkesan adalah kata-kata ini.
“.................Sebenarnya manusia lebih baik mati aus dibandingkan mati karatan.....”(hal.196)
Novel ini pantas dibaca, sangat pantas! Satu kata yang menggambarkan novel ini: Keren!
Aku kasih 5 bintang dari 5 bintang untuk novel ini.


Rabu, 06 Mei 2015

Pergilah! Aku Mohon, Pergilah!



            Rasanya ingin sekali mencekik, ah kenapa aku berpikir terlalu sadis seperti itu? Seadainya saja kata TIDAK SETUJU yang berulang kali aku katakan itu bisa membuat dia lenyap dari kehidupan kami. Seadainya saja sikap jengkelku membuat dia menyerah mencoba memasuki kehidupan kami. Mungkin, aku tidak akan seenek ini! Pikiranku benar-benar kacau, aku jadi malas kuliah, aku jadi malas pulang ke rumah, bahkan aku lebih memilih menjadi penghuni kos tetap meski tanggal merah tertera atau liburan panjang. Itu semua karena aku tidak mau berdebat tentang dia lagi! Tentang dia yang hanya bisa mendekati dan menaklukan hatimu, Mama. Tentang dia yang tidak pernah mencoba untuk mencoba menaklukan hati aku dan adikku. Apa dia pernah mencoba untuk menyakinkan kami bahwa dia layak untuk menjadikan dia sosok ayah? Dia pengecut! Dia tidak masuk kriteria seorang, Ayah untukku Mama. Tidak!
            Ini benar-benar membuatku kacau! Aku tidak tahu harus bagaimana lagi! Tidak ada yang mengerti perasaanku! Sebenernya aku tidak ingin menulis cerita ini di blogku. Aku tidak mau orang tahu tahu perasaanku. Tetapi rasanya, terlalu lama menyimpannya, hatiku pasti hancur karena terus menahan sesak. Biarlah, biarlah aku dibilang egois! Semua mengecap aku egois. Aku tahu aku egois. Aku tahu aku mementingkan diriku sendiri. Aku benar-benar tidak ingin setuju! Bisakah dimengerti!
            Semua orang tidak mengerti. Semua orang yang mendengar curhatku, semua sama saja. Mengatakan seharusnya aku menyisihkan sedikit egoisku. Intinya mereka bilang, harusnya aku setuju karena aku sudah dewasa. Apakah seorang yang sudah dewasa, tidak boleh bilang tidak setuju. Baiklah, kalau orang dewasa akan bilang setuju. Aku tidak mau dianggap dewasa dalam masalah ini. Aku tidak mau!
            Aku takut, Mama. Aku takut ada orang yang masuk di keluarga kita. Aku takut akan ada sesuatu yang lebih serius terjadi jika dia datang dalam keluarga kami. Aku tidak mau mengambil resiko itu! Aku terlalu takut. Okey, Mama dengan alasan dia bakalan membantu keuangan kita. Hahaha! Aku bisa melakukannya untukmu Mama. Aku akan belajar lebih giat. Aku akan menulis lebih giat. Intinya, apa pun akan kulakukan. Tapi tolong jangan memasukan dia dalam keluarga kita mama.
            Papah, aku tidak mau ada sosok yang mengantikanmu di sisi Mama. Tolong bantu aku Papah. Izah janji akan membahagiakan mama. Kecuali untuk hal ini, Papah. Izah tetep akan bilang tidak setuju!

            Mungkin sampai mama melepaskan lelaki itu, aku tidak akan pulang ke rumah. Aku tidak ingin melihat mama melihat aku menangis setiap menahan sesak setiap mama bertanya tentang persetujuanku. Aku tetap akan bilang tidak setuju. Terserah orang bilang aku egois. Aku tidak dewasa. Aku anak yang jahat. Terserah!

Senin, 04 Mei 2015

Cerpen Senja Ungu di Mata Bapak


Senja Ungu di Mata Bapak
oleh Diy Ara

            Setiap pulang, saya selalu menemukan senja di mata Bapak. Awalnya senja itu, berwarna keemasan. Tetapi kini berubah jadi ungu setelah kepergian Ibu.
            ***
            Hujan menyentuh jemari saya, yang sengaja saya julurkan melewati atap halte. Percikan-percikan airnya mengenai seragam putih abu-abu yang saya kenakan. Merembes juga melewati lubang di kedua ujung sepatu saya. Mungkin hanya perasaan—beberapa orang di halte itu memperhatikan saya. Seakan-akan  mereka melihat ada anak menyedihkan yang pantas ditonton.
            Sejujurnya, saya sedang tidak menunggu bis. Apalagi menunggu Bapak menjemput seperti kebiasaannya dua tahun lalu. Itu tidak mungkin. Motor Bapak sudah dijual untuk mengobati mata Bapak. Tubuh Bapak juga semakin renta. Ia mudah sekali masuk angin. Jadi, saya hanya menunggu hujan reda di sini.
            Tiba-tiba sebuah motor berhenti di hadapan saya. “Din, ayo naik!”
 “Siapa?” tanya saya setelah gagal mengenali suara itu dan juga sosoknya yang disamarkan jas hujan dan helm hitam.
Ia membuka kaca helm, “Aku, Gilang! Ayo naik, cepet!”
“Gilang?”
Saya tertegun, tetapi akhirnya saya naik juga ke bonjengan. Terdengar suara hujaman air mengenai jas hujan yang memayungi kepala saya. Menyatu dengan detak jantung saya yang cepat. Secepat motor itu melaju.
Esoknya, saya tidak menyangka, ternyata itu bukan cuma mimpi yang kebetulan jadi nyata. Itu menjadi semakin nyata pada hari-hari berikutnya. Gilang, kakak kelas kaya raya dan ganteng itu beneran naksir saya. Ia bilang, ia sangat salut dengan kesabaran saya menerima kesedihan. Ia juga berjanji, akan membuat saya bahagia.
Sungguh itu bukan hanya janji, setiap hari ia memberikan saya bunga. Ia juga membelikan sepatu. Selalu berada di dekat saya. Dengan begitu, sirnalah julukan anak nelangsa yang diberikan teman-teman kepada saya. Malahan, mereka mengganggap saya sangat beruntung. Saya mengakuinya, pacaran dengan Gilang membuat saya serasa melewati pelangi. Meski saya harus menerjang diam-diam nasehat Bapak untuk tidak pacaran. Tak masalah.
Untuk menutupi hubungan kami, saya semakin sering berdusta pada Bapak. Dari alasan belajar ke rumah Retno, Eskul di sekolah, dan lain-lainnya. Tak masalah. Yang penting Bapak tak tahu, kalau Gilang sering membawa saya jalan-jalan sepulang sekolah.
Suatu malam, Gilang mengandeng saya menuju pesta ulang tahun temannya yang diadakan di rumah. Saya kira sangat ramai, ternyata hanya sekitar sepuluh orang di sana: tiga perempuan dan tujuh laki-laki.  Langkah kaki saya memberat, menatapi botol-botol alkohol di meja ruang itu.
“HBD, Bro!” sapa Gilang pada temen berambut cepak. “Sorry telat, Jo.”
“Slow aja, Sob!”
“Gilang aku mau pulang aja.” Saya berbisik ditelinganya. Tubuh saya sudah gemetar ketakutan.
“Bentar, aku toilet dulu.”
 Gilang meninggalkan saya bersama pandangan mata menjijikan Jo, lelaki berambut cepak. Hal yang tiba-tiba tidak saya duga terjadi. Tangan Jo mengangangkat dagu saya, lantas mencium brutal bibir saya. Napas saya seakan terlepas. Saya terus berusaha mendorong tubuh itu. Sampai akhirnya Gilang datang dan meninju pipi Jo.
“Itu hanya salam perkenalan, Sob! Nggak lebih!”
Saya tidak mendengar lagi percakapan mereka, dan tak peduli lagi. Air mata saya menitih. Dada saya benar-benar sesak. Saya berlari keluar. Seandainya saya ingat kata bapak.
            ***
            Senja ungu di mata Bapak semakin gelap dan membuat saya takut. Ah, tetapi kenapa saya takut? Bapak tidak tahu hal hina yang saya lakukan kemarin. Karena ketika saya pulang, saya langsung menutup pintu dan menangis di bawah bantal. Padahal saat itu, saya sangat menyukai ungu, warna kesukaan Gilang. Lama-lama saya malah jadi benci warna ungu, mungkin karena terlalu lama menahan ketakutan setiap memandang mata Bapak dan membayangkan hubungan saya dengan Gilang.
Saya tidak tahan lagi menerima keanehan ini, kenapa saya terlalu takut dengan mata senja ungu, Bapak? Dan kenapa mata bapak semakin gelap setiap menatap saya? Makanya suatu sore, saya beranikan diri bertanya pada Bapak, kenapa dengan warna matanya? Ia tak menjawab, ia malah memeluk saya. Saya bertanya lagi, kenapa warnanya ungu? Ia tak menjawab lagi, tetapi telinga saya mendengar suara tangis yang lekas membungkam mulut saya.
Itu pertama dan terakhir kali saya bertanya tentang senja ungu di matanya. Saya tak berani lagi. Saya tak mau dia menangis. Lebih baik saya membiarkan ketakutan ini merajalela dan biarkan saja saya pendam sendiri. Saya merasa bersalah, meski saya tidak tahu apakah bapak mengetahui kebohongan saya yang mengecewakannya atau tidak. Tetapi sejak saat itu saya memutuskan tidak pacaran. Meski saya tahu, Gilang benar-benar mencintai saya. Itu terbukti saat ia rela mendekam di penjara setelah meninju Jo hingga masuk rumah sakit.

Dan saya menyesal memendam pertanyaan itu sampai senja selesai. Sampai saya tidak mendapat kejelasan apa pun, kenapa ada senja ungu di mata Bapak yang sekarang telah tenggelam di ujung barat, di atas taburan daun pandan dan bebungaan. Saya hanya ingin meminta maaf atas kesalahan yang saya pendam itu, Bapak. Maafkan saya.

Minggu, 03 Mei 2015

Gana dan Kaci


Yeey! Cernak Ara kembali nangkring di Padang Ekpres :)
Kirimnya tanggal 27 April 2015, selesai buat revisi terus kirim. Lalu dimuat tanggal 3 Mei 2015. Awal bulan penuh semangat! Kalau mau baca versi padek silakan buka link ini :)
http://m.padek.co/detail.php?news=25255
Selamat Membaca :)



Gana dan Kaci
Oleh: Diy Ara

            Suatu siang, Kaci si Kancil sedang beristirahat sambil memakan timun. Upah membantu Jiji si Anjing menjaga kebun Pak Tani. Tiba-tiba dari kejauhan, datang Gana si Gajah. Kaci ingat cerita para hewan. Kalau Gana itu sangat sombong dan serakah.
            “Berikan timun-timunmu padaku!” perintah Gana.
Copyright © 2015 ZAHRATUL WAHDATI
| Distributed By Gooyaabi Templates