SEJARAH LINGUISTIK PRIODE AWAL, PRIODE PERKEMBANGAN, PRIODE PEMBARUAN
Bab VI Sejarah Linguistik
1. Jelaskan
perkembangan linguistik pada periode awal!
a. India
Di India orang mempelajari bahasa
untuk kepentingan ritual, membaca kitab weda. Bahasa yang terdapat pada kitab
weda adalah bahasa sansekerta. Panini adalah seorang sarjana Hindu yang
memerikan struktur bahasa sansekerta dalam bukunya, Astdhyasi. Ia beranggapan
bahwa mempelajari tata bahasa sansekerta itu penting agar hikmah dalam kitab
weda tetap terjaga, doa menjadi kabul.
b. Yunani
Kalau orang India lebih
memperhatikan dengan teliti tentang peristiwa-peristiwa bahasa dan menguraikan
dan menyusunnya secara teratur serta mendalam, berbeda dengan Yunani. Yunani
lebih mempersoalkan mengapa terjadi peristiwa tersebut. Hal ini disebabkan oleh
latar belakang bidang yang mempengaruhinya, yaitu filosof, yang bertitik tolak
pada filsafat (hakikat sesuatu, tentang kebenaran, asal mula).
Masalah pokok kebahasaan yang menjadi pertentangan
pada masa ini, yaitu (1) fisis dan nomos, (2) analogi dan anomali.
Bahasa bersifat fisis atau alami karena memiliki
hubungan asal-usul, adanya hubungan antara kata dengan benda. Misalnya, Tokek
(memiliki hubungan dengan bunyi), supan-supan (tanaman yang menutup ketika
disentuh, udang baah (udang yang hanya ada ketika air pasang, baah). Kelompok
yang menganut paham ini adalah kaum naturalis.
Bahasa bersifat nomos (konvensi) menutur kaum
konvensional menyebutkan bahwa bahasa memiliki makna yang diperoleh dari
kebiasaan atau tradisi yang kemungkinan dapat berubah. Sebagian besar konsep
benda, sifat, dan keadaannya yang sama diungkapkan dalam kata yang berbeda,
misal buku, lantai, dll.
Analogi (teratur), misalnya regular verbs,
pemajemukan book:books
Anomali (tidak teratur), misalnya irregular
verbs child:children, write: wrote
Tokoh-tokoh Yunani antara lain Plato yang
mempersoalkan hubungan antara lambang dan acuan. Ia membagi kelas kata
atas onoma dan rhema. Aristoteles menganggap bahwa lambang dan acuan memiliki
hubungan konvensional. Ia membagi kelas kata atas nomen, verbum,
syndesmoi, arthon. Sedangkan kaum Alexandrian membagi kelas kata
menjadi onoma (kt.benda), rhema (kt.kerja), motosche (partikel), arthon
(kt.sandang), antonymia (kt.ganti), prothesis (kt.depan), epirrthema
(kt.keterangan), dan syndesmoi (kt.sambung).
c. Masa Romawi
Salah satu tokoh yang terkenal di
masa Romawi adalahVarro yang membuat buku berjudul De Lingua Latina. Buku
tersebut membahas etimologi (ilmu yang mempelajari asal mula kata), morfologi
(kt.benda, kt.kerja, partisipel, adverbium).Selain itu, Priscia juga telah
membuat tata bahasa priscia yang membahas fonologi (bunyi dan penggambarannya),
morfologi (diksi kelas kata), dan sintaksis (gramatika).
2. Jelaskan
perkembangan linguistik pada periode perkembangan!
Abad kedelapan belas dan abad kesembilan
belas dapat dikatakan bahwa tidak ada perkembangan ilmu bahasa yang perlu
diperhatikan karna seluruh waktu tidak lain berkuasanya ilmu bahasa klasik,
normatif, bahasa perskriptif. Kemudian pengumpulan bahasa dari berbagai daerah
dan negeri menjadi suatu percobaan dan terkenalah dalam hal ini pengumpulan
P.S. Fallas, yang berhasil mengumpulkan contoh dari 200 bahasa Eropa dan Asia(1786-1787).
Lorenzo Hervas Y. Panduro mengumpulkan
contoh 300 bahasa Eropa, Asia, dan Amerika(1800-1805). Orang ketiga yang
terkenal oleh pengumpulan semacam ini adalah Johann Chripstoph Adelung dengan
pengumpulannya diberi nama Mithriadates(1806-1817). Orang tergila-gila dengan
perbandingan bahasa, sarjana-sarjana Eropa mempelajari bahasa Sangsekerta dan
membandingkannya dengan bahasa Latin, Yunani kuno, dengan bahasa-bahasa eropa
lain. Ahli-ahli seperti Scheigel, Frans Bopp, dan Rasmus Bask menuliskan
pertama kali perbandingan bahasa sansekerta dengan bahasa Latin, Yunani kuno,
dan bahasa lain.
Sarjana Jerman Jacob Ludwig Karl Grimm
menuliskan Deuth Grammatic, 1819 (tata bahasa Jermania) yang merupakan karya
luar biasa. Di dalam buku Grimm menunjukan persamaan bahasa Jermania oleh
persesuaian-persesuaian yang teratur. Persesuaian itu disebabkan oleh
terjadinya “Pergeseran bunyi” (Saound Shiff) pada dialek-dialek bahasa induk
yaitu bahasa Proto Indo-Eropa, kemudian masing-masing mengikuti perkembangan
sendiri-sendiri serta menjadi bahasa-bahasa sendiri.
Akhir abad ke 19 ditandai adanya
perkembangan fonetik yang berlebih-lebihan (dibandingkan dengan perkembangan
fonetik pada abad ke-20) karena pada
akhir abad ke-19 masih dihinggapi pikiran Griko-latinisme yang bersifat klasik,
tradisional, normatif, dan presskriptif.
3. Jelaskan
perkembangan linguistik pada periode pembaharuan!
Dimulai
setelah perang dunia pertama ilmu bahasa mengalami perubahan. Bunyi bahasa juga
dipengaruhi dari buku Ferdinand de Saussure, seorang ahli bahasa, Nikolai S.
Trabetakoy (1890-1983), mengadakan penyelidikan mendalam. Bunyi (p) pada awal
kata para dengan bunyi-bunyi pada
kata tara, cara, kara, bara, dara, jara
dan mara, dapat dikatakan bahwa bunyi (p) dalam kara, para mempunyai fungsi membedakan kata. Bunyi-bunyi semacam ini disebut Fonem. Prinsip-prinsip Madzhab disajikan
kepada dunia ilmu bahasa pada Kongres Bahasa pertama di den Haag tahun 1928.
Perkembangan linguistik struktural
di Amerika dipelopori oleh Franz Boas, Edward Sapir, dan Leonard Bloomfield.
Boas dan Sapir lebih berorientasikan pada Antropologi, sedangkan Bloomfield
pada keinginan untuk “mengilmiahkan” linguistik atau bahasa. Tiga ahli bahasa
Amerika disebut sebagai pemula kegiatan penyelidikan bahasa sebelum terbitnya
sintantic structure ialah Franz Boas,
Edward Sapir, dan Leonard Blomfield.
Ahli bahasa di Amerika Serikat
banyak bejasa dalam menyebar luaskan prinsip-prinsip dan metode yang
dihubungkan dengan nama “strukturalisme
Amerika” ialah Leonard Bloomfield (1887-1949). Tahun 1914 Bloomfield
menerbitkan buku An Intriduction to
Linguistique Science.
Bloomfield
menyatakan pandangan, yaitu “rangsangan dan tanggapan” dinyatakan dengan
formula R t. . .r T. Suatu rangsangan praktiks (R) menyebab
seseorang
Priode
pembaruan ditandai dengan ketidak puasan pendekatan tradisional, tokoh-tokoh
seperti: NS Trubetzkoy, Roman Jokobsin,
sebagai peletak awal teori struktural, kemudian dilanjutkan oleh ahli-ahli lain
Franz Boas, Edward Sapir, Ferdinand de saussure, Kennenth L. Pike, Bloomfield,
Hockett, Gleason, Hills, M. Joas, Chomsky, McCawley, Lakoff, Fillmore.
terima kasih atas ilmunya,, salam sastra :)
BalasHapussama-sama
Hapus