Senin, 01 Mei 2017

Membiarkan


Membiarkan
Oleh: Zahratul Wahdati


            PENUMPANG BERGEGAS masuk kereta. Sedangkan, aku menatap punggungmu—aku melihatmu. Dan membiarkanmu berlalu. Seorang ibu setengah baya menegurku untuk cepat masuk. Hanya kujawab senyum sekenanya.
            “Aku ingin melesat ke arahmu.” Di dadaku ada yang rusak saat ini. Aku perlu waktu untuk menguasai perih itu.
            Punggungku menyandar pada tiang peron. Peluit kereta melengking. Memekakan. Dari kaca jendela kereta yang mulai bergerak lambat. Kudapati balita yang mengetuk-ngetuk kaca. Tersenyum. Matanya mirip kamu. Polos. Ceria. Cemerlang.
            “Aku tetap harus pergi.”
            Aku menunggu kembali kereta berikutnya, Setelah membeli tiket ke jurusan yang sama. Tetapi, akhirnya aku tidak jadi pergi hari itu. Sebab rel kereta tidak dapat dilewati, ada kecelakaan di sana. Dan kau sudah pasti tahu itu, kereta yang membawa balita mirip kamu itulah yang mengguling. Meledak. Kau pasti berharap, aku sekarang sudah mati terbakar dalam kereta itu.

Semarang, 2 Mei 2017.


Catatan: kelanjutan cerita sebelumnya.  

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2015 ZAHRATUL WAHDATI
| Distributed By Gooyaabi Templates