Senin, 09 November 2015

Menyimpan Kenangan Sehari Bersama Pak Naka dan Pak Yusuf di Acara PAC IPNU-IPPNU Kaliwungu Kendal



            Ini untuk pertama kalinya ke Kaliwungu, termasuk Kendal. Biasanya cuma lewat doang kalo naik kereta Pulkam ke Pemalang. Makanya Ara cuma tahu kota Kaliwungu dari lagu kota santri yang terkenal itu.
Suasana di kota santri, asik, senang, dan asri. Cuma dari lagu aja. Dan pada kesempatan yang udah dikasih Pak Naka karena ngajak Ara, dan Ara juga dibolehin ngajak bebeb Rani, yang katanya nggak ekonomis.  *tutup pipi pake helm* Pis Ran! Ara buktiin lagu itu benar-benar nyata. Suasana di Kaliwungu bikin betah. Orang-orangnya ramah, semangat, santun, dan unyu-unyu deh.

            Di sana Ara, Rani, Untung, dan Hery ikut bantu Pak Naka dan Pak Yusuf melakukan pengabdian pada masyarakat. Kedua dosen kece ini, mengadakan pelatihan Penulisan Puisi Religi Sebagai Upaya Mengangkat Budaya Lokal Melalui Eksistensi Santri. Acaranya rame, ada delapan puluhan peserta yang ikut terdiri dari anak SMP, SMA, dan mahasiswa yang termasuk ke dalam anggota IPNU-IPPNU. Mereka sangat antusias mengikuti acara yang dimulai dari pukul 09.00-14.00 WIB. Sebenarnya sih, aku bantunya nggak seberapa. Cuma natain snack dan ngasih ke peserta dan bantuin ngasih masukan puisi-puisi yang mereka tulis. Sebenarnya sih sok-sokan aja ngasih saran dan kritik, dan perbaikan puisi-puisi mereka. Soalnya jujur Ara belum bisa menulis puisi. Baru aja kemarin dibilang puisiku kaya anak SD. -_- Malu deh, calon guru bahasa Indonesia belum bisa bikin puisi.
            Ara dan Rani diperintahkan Pak Naka buat wawancara peserta dan ketua acara ini. Wah mereka sangat antusias saat aku wawancarai. Apalagi si unyu-unyu, Rizal Setayawan, siswa kelas 1 MA Sunan Katong, ternyata dia ikut acara ini untuk menambah ilmu dan ia janji akan membagikan ilmu tentang puisi ini kepada teman-temannya di sekolah. Ah, Ara terharu. Ara dan Rani belajar bikin release, kaya berita yang dikirim ke redaksi koran biar acara ini dimuat di koran, tentu dengan bimbingan Pak Naka. Ya, Ara merasa cuma sedikit membantu tetapi malah mendapatkan seabrek ilmu di acara ini dan tentu temen-temen santri.
            Terus sebelum pulang ke Semarang, kami berkunjung ke rumah Pak Naka. Rumahnya mewah sekali. Mepet sawah. Jadi keinget rumahku, yang persis mewah sekali.
            Setelah ikut acara ini, Ara merasa termotivasi untuk belajar semakin giat, terlebih di dunia sastra. Pengin juga seperti Pak Naka dan Pak Yusuf yang bisa berbagi ilmunya. Pengin juga punya ilmu yang banyak terus dibagikan.
            Terima kasih untuk Pak Naka dan Pak Yusuf telah memberikan kenangan indah ini.
Zahratul Wahdati, Mahasiswa UPGRIS.

           


            

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2015 ZAHRATUL WAHDATI
| Distributed By Gooyaabi Templates