Minggu, 21 Desember 2014

Surat untuk Kakakku, amnesia dan the twins.

Untuk: Kakak-kakakku tercinta

            Kakak, sudah hampir setahun setengah kita kenal, dan jujur Ara benar-benar mencintai kalian. Padahal kita belum pernah ketemu, dan sekarang jarang ngobrol. Tapi jujur ara selalu merindukan kalian. Tetapi, entah kenapa ada rasa sesak sekarang di sini. Ara merasa kalian berubah, kalian bukan  seseorang Ara kenal dulu. Apalagi, Kak Adam. Iya, ini hanya perasaan, hanya merasa, tapi benar-benar menyesakkan sampai ara tidak mampu membendung air mata Ara. Lebay! Ara nangis untuk orang yang tidak pernah Ara temui. Ara cemburu kepada orang-orang yang lebih diperhatikan oleh kalian dibandingkan Ara. Ara kesal saat kalian tertawa-tawa dengan orang lain, dan tidak melibatkan Ara.

            Mungkin setelah Ara mengungkapkan ini, kalian marah, kalian tidak mau ngomong lagi sama Ara, kalian tidak mau lagi mengenal yang namanya Ara, diammin Ara, atau tidak peduliin Ara. Sebenarnya Ara tidak mau itu terjadi! Tapi mungkin itu bisa saja terjadi.
            Aku selalu membanggakan kalian. Amnesia dan The Twins kepada temen-temenku. Ara mengatakan kalian bukan hanya teman FB, tapi juga keluarga, orang yang selalu ada untuk memberi Ara semangat, orang yang selalu berbagi tawa, ilmu, pengalaman, kebahagian. Kalian adalah orang yang penting. Lalu banyak teman yang bertanya, apa kalian pernah ketemu? Apa perlu ketemu untuk mencintai kalian. Apa perlu ketemu untuk menganggap kalian ada. Apa perlu ketemu untuk menyatakan kalian istimewa untuk Ara. Itu tidak perlu, sungguh tidak perlu.
            Walpaper HP, background Bumbum, Ara pake foto amnesia dan the twins. Sampai segitunya seorang Ara. Apakah kalian merasakan apa yang ara rasakan.
            Ada beberapa orang di dunia online, telpon Ara dan mengatakan tidak menyukai salah satu dari kalian. Ara dengan tegas mengatakan bahwa semua yang dia pikirkan itu salah. Kalian tidak sombong! Kalian tidak songong! Dan endingnya dia malah marah sama Ara. Ara nggak peduli, yang Ara peduliin kalian.
            Tapi, entah kenapa Ara ingin menjauh dari kalian. Ara bukan Ara yang kalian kenal lagi. Ara tidak mampu lagi terus nangis-nangis nggak jelas kaya gini, galau terus kaya gini, merasa ingin kembali ke masa-masa kita dulu. Masa di mana ara merasa kalian ada di sisi Ara. Selalu memberi semangat!
            Sekarang, Ara berusaha bangun setelah jatuh dan terluka pun, kalian tidak peduli. Lihat rumah sepi, tidak ada kehangatan yang dulu Ara rasakan. Itu rumah kosong saja ada penghuninya yang bercuap-cuap tiap malam, goa pun tiap sore berisik oleh suara kelelawar yang keluar. Apa itu bisa disebut rumah?
            Untuk Kak Erna, Ara tahu kakak sakit. Tetapi, bukankah kita keluarga, bisakah berbagi untuk kami. Ara kangen Kak Erna. Setidaknya berikan tanda bahwa kakak ada. Koment dan sapa kami.
            Untuk Kak Key, kakak begitu aktif di luar rumah. tiap detik Ara ngeliat foto kakak terpajang di baranda Ara. Tapi, kakak jarang sekali pulang ke rumah. kakak tidak peduli rumah begitu kotor.
            Untuk Kak Mita, terimakasih karena selalu ada buat Ara. Kakak masih memberikan semangat untuk Ara meski di sela-sela kesibukan kakak.
            Untuk Kak Amel, kakak sangat baik pada Ara. Tetapi kakak tahu ara juga butuh dorongan lain. Kritikan tulisan Ara. Kakak selalu bilang datar. Dan hanya itu. ara juga butuh saran.
            Untuk Oppa, Oppa sombong!! Pelit!
            Untuk Kak Adam paling menyebalkan! Kakak pilih kasih! Kakak memberikan ilmu dan trik untuk orang-orang hebat seperti Koko dan Fina di rumah ke dua kakak itu. apa namanya, tubies. Ooh... kakak membiarkan rumah kita sepi. kakak lebih peduli mereka! Ara minta kakak share cerpen-cerpen kakak yang sudah mejeng di media-media saja diacuhkan. Tapi, ara tadi ngeliat saat koko dan Fina minta cerpen kakak di share di rumah tubies itu. kakak dengan riangnya bilang sipp segera akan saya posting cerpennya di rumah, dan tips-tips untuk menembus media. Hahahaha! Kak Adam masihkah kau mengenalku? Masihkan menganggap Ara ada? Baiklah, Ara tahu Ara nggak hebat seperti mereka! Ara nggak berbakat seperti mereka. Ara tidak ada apa-apanya dibandingkan mereka. Kakak bisakah kau memahami perasaan Ara?
            Untuk Kak Vita, sering-seringlah main ke rumah dengan Hana.
            Entah apa yang Ara harapkan dengan menulis ini. Ara hanya tidak ingin memendam perasaan karena terlalu sesak.

                                                                                    Dari: Adikmu yang alay.

            

2 komentar:

  1. Ara ... Sabar ya dik. Sebenarnya kakak nggak berhak ngomong kayak gini juga karena kakak juga masih baru. Kita fokus saja dengan program kita banyak newbie yang mau ikutan. Itu lebih penting dan membuat kita lebih senang menurutku. Kakak tidak sehebat mereka tapi kakak bantu sebisa kakak ya. :)

    BalasHapus

Copyright © 2015 ZAHRATUL WAHDATI
| Distributed By Gooyaabi Templates