Rabu, 30 Juli 2014

Teori-Teori Pemerolehan Bahasa


TUGAS TEORI BELAJAR BAHASA
Nama : Zahratul Wahdati (13410013)



1.      Jika diseksamai, masing masing teori pemerolehan bahasa yang telah diberikan oleh dosen adalah tidak rumit—bisa diawali teori behaviorisme dan tidak tentu diakhiri humanisme:
a.       Menurut anda, bagaimana seharusnya runtutan urutan teori-teori tersebut jika dikaitkan dengan perkembangan pemerolehan bahasa anak sejak ia dilahirkan ke dunia?
Jawab: Menurut kelompok kami runtutan teori pemerolehan bahasa sebagai berikut:
a)      Nativisme
b)      Behaviorisme
c)      Kognitivisme
d)     Fungsional
e)      Kontruktivisme
f)       Humanisme

b.      Berikan alasan mengapa urutan yang anda susun tersebut adalah benar sehingga, ketika dibuatkan contoh nyata dari pengalaman anak belajar bahasanya urutan teori tersebut dapat dijadikan pijakannya!
Jawab:
a)      Nativisme, alasannya karena anak lahir dengan piranti bawaan dan segudang potensi bawaan untuk memperoleh bahasa. Para nativist memiliki pernyataan dasar yaitu bahwa pemerolehan bahasa sudah ditentukan dari bawaan, bahwa kita lahir dengan kapasitas genetic yang mempengaruhi kemampuan kita memahami bahasa disekitar kita yang hasilnya adalah sebuah konstruksi system bahasa yang tertanam dalam diri kita. Secara umum teori nativisme mengacu pada pendekatan yang menekankan kemampuan ilmiah manusia untuk dapat berbicara. cirri – cirri bawaan bahasa untuk menjelaskan pemerolehan bahasa asli pada anak – anak dalam tempo begitu singkat sekalipun ada keabstrakan dalam kaidah kaidah bahasa tersebut. Pengetahuan Chomsky diumpamakan sebagai “kotak hitam kecil” di otak, sebuah perangkat pemerolehan bahasa atau Language Acquisition Device (LAD) (Brown, 2000: 31). Nativist percaya bahwa setiap manusia yang lahir sudah dibekali dengan suatu alat untuk memperoleh bahasa yaitu Language Acquisition Device (LAD). LAD dianggap sebagai sebagai bagian fisikologis dari otak yang khusus untuk mengolah masukan (input) dan menetukan apa yang dikuasai lebih dahulu seperti bunyi, kata, frasa, kalimat, dan seterusnya. Meskipun kita tahu persis tepatnya dimana LAD itu berada karena sifatnya yang abstrak  (invisible). Mcneil (1966) dalam Brown 2000 (31) memaparkan LAD meliputi empat perlengkapan linguistic bawaan:
Kemampuan membedakan bunyi wicara dan bunyi – bunyi lain dilingkungan sekitar
Kemampuan menata data linguistiki kedalam berbagai kelas yang biasa disempurnakan kemudian
Pengetahuan hanya jenis system linguistic tertentu yang mungkin sedangkan yang lain tidak
Kemampuan untuk terus mengevaluasi system linguistic yang berkembang untuk membangun kemungkinan system paling sederhana berdasarkan masukan linguistic yang tersedia.
Mcneil dan para peneliti lain dalam tradisi Chomskyan secara meyakinkan berpendapat bahwa gagasan LAD yang sangat bertolak belakang dengan stimulus – respon (S-R) aliran behavioristik yang begitu terbatas dalam menjelaskan kreatifitas yang terdapat dalam bahasa anak – anak. Gagasan tentang bakat linguitik sangat cocok dengan teori generative:  anak – anak diyakini memanfaatkan kemampuan bawaan untuk menghasilkan jumlah ujaran yang kemungkinan tidak terhingga. Aspek – aspek makna, keabstrakan kreatifitas dijelaskan secara lebih memadai.
Chomsky menganggap Skinner keliru dalam memahami kodrat bahasa. Bahasa bukan suatu kebiasaan tetapi suatu system yang diatur oleh seperangkat peraturan (Role Governed). Bahasa juga bersifat kreatif dalam memiliki ketergantungan struktur. Jadi pemerolehan bahasa bukan didasarkan pada nurture (pemerolehan itu ditentukan oleh alam lingkungan) tetapi pada nature. Artinya pemerolehan bahasa seperti dia memperoleh kemampuan untuk berdiri dan berjalan. Anak dilahirkan sebagai tabularasa, tetapi dibekali dengan  bekal kodrati(innate properties) yaitu faculties of mind yang salah satu bagiannya khusus untuk memperoleh bahasa, yaitu “language acquisition device”
b)      Behaviorisme,
Teori behaviorisme menyoroti aspek perilaku kebahasaan yang dapat diamati langsung dan hubungan antara rangsangan (stimulus) dan reaksi (response). Perilaku bahasa yang efektif adalah membuat reaksi yang tepat terhadap rangsangan. Reaksi ini akan menjadi suatu kebiasaan jika reaksi tersebut dibenarkan. Dengan demikian, anak belajar bahasa pertamanya.

Sebagai contoh, seorang anak mengucapkan bilangkali untuk barangkali. Sudah pasti si anak akan dikritik oleh ibunya atau siapa saja yang mendengar kata tersebut. Apabila sutu ketika si anak mengucapkan barangkali dengan tepat, dia tidak mendapat kritikan karena pengucapannya sudah benar. Situasi seperti inilah yang dinamakan membuat reaksi yang tepat terhadap rangsangan dan merupakan hal yang pokok bagi pemerolehan bahasa pertama.

B.F. Skinner adalah tokoh aliran behaviorisme. Dia menulis buku Verbal Behavior (1957) yang digunakan sebagai rujukan bagi pengikut aliran ini. Menurut aliran ini, belajar merupakan hasil faktor eksternal yang dikenakan kepada suatu organisme. Menurut Skinner, perilaku kebahasaan sama dengan perilaku yang lain, dikontrol oleh konsekuensinya. Apabila suatu usaha menyenangkan, perilaku itu akan terus dikerjakan. Sebaliknya, apabila tidak menguntungkan, perilaku itu akan ditinggalkan. Singkatnya, apabila ada reinforcement yang cocok, perilaku akan berubah dan inilah yang disebut belajar.

Namun demikian, banyak kritikan terhadap aliran ini. Chomsky mengatakan bahwa toeri yang berlandaskan conditioning dan reinforcement tidak bisa menjelaskan kalimat-kalimat baru yang diucapkan untuk pertama kali dan inilah yang kita kerjakan tiap hari. Bower dan Hilgard juga menentang aliran ini dengan mengatakan bahwa penelitian mutakhir tidak mendukung aliran ini.

Aliran behaviorisme mengatakan bahwa semua ilmu dapat disederhanakan menjadi hubungan stimulus-response. Hal tersebut tidaklah benar karena tidak semua perilaku berasal dari stimulus-response.
Menurut teori ini, bahasa bukanlah suatu ciri alamiah yang terpisah, melainkan salah satu di antara beberapa kemampuan yang berasal dari kematangan kognitif. Bahasa distrukturi oleh nalar. Perkembangan bahasa harus berlandaskan pada perubahan yang lebih mendasar dan lebih umum di dalam kognisi. Jadi, urutan-urutan perkembangan kognitif menentukan urutan perkembangan bahasa (Chaer, 2003:223). Hal ini tentu saja berbeda dengan pendapat Chomsky yang menyatakan bahwa mekanisme umum dari perkembangan kognitif tidak dapat menjelaskan struktur bahasa yang kompleks, abstrak, dan khas. Begitu juga dengan lingkungan berbahasa. Bahasa harus diperoleh secara alamiah.
c)      Menurut teori kognitivisme, yang paling utama harus dicapai adalah perkembangan kognitif, barulah pengetahuan dapat keluar dalam bentuk keterampilan berbahasa. Dari lahir sampai 18 bulan, bahasa dianggap belum ada. Anak hanya memahami dunia melalui indranya. Anak hanya mengenal benda yang dilihat secara langsung. Pada akhir usia satu tahun, anak sudah dapat mengerti bahwa benda memiliki sifat permanen sehingga anak mulai menggunakan simbol untuk mempresentasikan benda yang tidak hadir dihadapannya. Simbol ini kemudian berkembang menjadi kata-kata awal yang diucapkan anak.
d)     Fungsional
Bahasa merupakan manifestasi kemampuan kognitif dan efektif untuk menjelajah dunia, untuk berhubungan dengan orang lain dan juga keperluan terhadap diri sendiri sebagai manusia. Para peneliti bahasa mulai melihat bahwa bahasa merupakan manifestasi kemampuan kognitif dan efektif untuk menjelajah dunia, untuk berhubungan dengan orang lain dan juga keperluan terhadap diri sendirisebagai manusia. Menurut Slobin. Teori Fungsional (Interaksionis) Pada asas fungsional, perkembangan diikuti oleh perkembangan kapasitas komunikatif dan konseptual yang beroperasi dalam konjungsi dengan skema batin konjungsi. Pada asas formal, perkembangan diikuti oleh kapasitas perseptual dan pemerosesan informasi yang bekerja dalam konjungsi dan skema batin tata bahasa.
e)      Teori Konstruktivisme
Beberapa tokoh ahli kontruktivisme Jean Piaget dan Leu Vygotski menyatakan bahwa manusia membentuk versi mereka sendiri terhadap kenyataan, mereka menggandakan beragam cara untuk mengetahui dan menggambarkan sesuatu untuk mempelajari pemerolehan bahasa pertama dan kedua. Pembelajaran harus dibangun secara aktif oleh pembelajar itu sendiri dari pada dijelaskan secara rinci oleh orang lain. Dengan demikian pengetahuan yang diperoleh didapatkan dari pengalaman. Namun demikian, dalam membangun pengalaman siswa harus memiliki kesempatan untuk mengungkapkan pikirannya, menguji ide-ide tersebut melalui eksperimen dan percakapan atau tanya jawab, serta untuk mengamati dan membandingkan fenomena yang sedang diujikan dengan aspek lain dalam kehidupan mereka. Selain itu juga guru memainkan peranan penting dalam mendorong siswa untuk memperhatikan seluruh proses pembelajaran serta menawarkan berbagai cara eksplorasi dan pendekatan. Siswa dapat benar-benar memahami konsep ilmiah dan sains karena telah mengalaminya. Dalam kerjanya, ahli konstruktif menciptakan lingkungan belajar yang inovatif dengan melibatkan guru dan pelajar untuk memikirkan dan mengoreksi pembelajaran. Untuk itu ada dua hal yang harus dipenuhi, yaitu: Pembelajar harus berperan aktif dalam menyeleksi dan menetapkan kegiatan belajar yang menarik dan memotivasi pelajar, Harus ada guru yang tepat untuk membantu pelajar-pelajar membuat konsep-konsep, nilai-nilai, skema, dan kemampuan memecahkan masalah. Sehingga muncul hubungan yang dapat menambah komunikasi antara pembelajar dan pelajar dan menambah terjadinya proses belajar bahasa yang benar-benar diharapkan terjadi.
f)       Teori Humanisme Tujuan utama dari teori ini adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa agar bisa berkembang di tengah masyarakat.
Dalam proses belajar-mengajar bahasa ada sejumlah variabel, baik bersifat linguistik maupun yang bersifat nonlinguistik, yang dapat menentukan keberhasilan proses belajar mengajar itu. Variabel-variabel itu bukan merupakan hal yang terlepas dan berdiri sendiri-sendiri, melainkan merupakan hal yang saling berhubungan, berkaitan, sehingga merupakan satu jaringan sistem. Keberhasilan belajar bahasa dapat dikelompokkan menjadi asas-asas yang bersifat psikologis anak didik, dan yang bersifat materi linguistik. Asas-asas yang yang bersifat psikologis itu, antara lain adalah motivasi, pengalaman sendiri, keingintahuan, analisis sintesis dan pembedaan individual. Motivasi lazim diartikan sebagai hal yang mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu. Maka untuk berhasilnya pengajaran bahasa, murid-murid sudah harus dibimbing agar memiliki dorongan untuk belajar. Jika mereka mempunyai dorongan untuk belajar. Tanpa adanya kemauan, tak mungkin tujuan belajar dapat dicapai. Jadi, sebelum proses belajar mengajar dimulai, atau sebelum berlanjut terlalu jauh, sudah seharusnya murid-murid diarahkan. Pengalaman sendiri atau apa yang dialami sendiri akan lebih menarik dan berkesan daripada mengetahui dari orang, karena pengetahuan atau keterangan yang didapat dan dialami sendiri akan lebih baik daripada hanya mendengar keterangan guru. Keingintahuan merupakan kodrat manusia yang dapat menyebabkan manusia itu menjadi maju. Pada anak-anak usia sekolah rasa keingintahuan itu sangat besar. Rasa keingintahuan ini dapat dikembangkan dengan memberi kesempatan bertanya dengan meneliti apa saja.
2.      Carilah di dunia maya tentang beberapa hal sebagai berikut
a.       Hakikat pemerolehan bahasa pertama Jawaban:
Bahasa adalah segala komunikasi dimana pikiran dan perasaan seseorang disimbolisasikan agar dapat menyampaikan arti kepada orang lain. Oleh karena itu, perkembangan bahasa dimulai dari tangisan pertama sampai anak mampu bertutur kata. Perkembangan bahasa terbagi atas dua periode besar, yaitu: periode Prelinguistik (0-4 tahun) dan Linguistik (1-5 tahun).
Istilah ‘pemerolehan’ merupakan padanan kata acquisition. Istilah ini dipakai dalam proses penguasaan bahasa pertama sebagai salah satu perkembangan yang terjadi pada seorang manusia sejak lahir (Darmojuwono dan Kushartanti, 2005: 24). Secara alamiah anak akan mengenal bahasa sebagai cara berkomunikasi dengan orang di sekitarnya. Bahasa pertama yang dikenal dan selanjutnya dikuasai oleh seorang anak disebut bahasa ibu (native language).
Pemerolehan bahasa atau akuisisi bahasa adalah proses yang berlangsung di dalam otak kanak-kanak ketika dia memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa ibunya. Pemerolehan bahasa biasanya dibedakan dengan pembelajaran bahasa. Pembelajaran bahasa berkaitan dengan proses-proses yang terjadi pada waktu seorang kanak-kanak mempelajari bahasa kedua setelah dia memperoleh bahasa pertamanya. Jadi, pemerolehan bahasa berkenaan dengan bahasa pertama, sedangkan pembelajaran bahasa berkenaan dengan bahasa kedua (Chaer, 2003:167).
Pada hakekatnya, proses pemerolehan bahasa itu pada setiap anak sama, yaitu melalui pembentukan dan pengujian hipotesis tentang kaidah bahasa. Pembentukan kaidah itu dimungkinkan oleh adanya kemampuan bawaan atau struktur bawaan yang secara mental dimiliki oleh setiap anak. Inilah yang disebut dengan alat pemerolehan bahasa (Language Acquisition Devical/ LAD). Dengan ini setiap anak dapat memperoleh bahasa apa saja serta ditentukan oleh faktor lain yang turut mempengaruhinya. Data kebahasaan yang harus diproses lebih lanjut oleh anak merupakan hal yang penting.
Bahasa ibu (bahasa asli, bahasa pertama; secara harafiah mother tongue dalam bahasa Inggris) adalah bahasa pertama yang dipelajari oleh seseorang. Dan orangnya disebut penutur asli dari bahasa tersebut. Biasanya seorang anak belajar dasar-dasar bahasa pertama mereka dari keluarga mereka.
Kepandaian dalam bahasa asli sangat penting untuk proses belajar berikutnya, karena bahasa ibu dianggap sebagai dasar cara berpikir. Kepandaian yang kurang dari bahasa pertama seringkali membuat proses belajar bahasa lain menjadi sulit. Bahasa asli oleh karena itu memiliki peran pusat dalam pendidikan.
Perbandingan antara pemerolehan bahasa pertama dan keduaProses pemerolehan bahasa pertama dan kedua adalah berbeda pada usia tertentu. Perbedaan tersebut lebih disebabkan tata bahasa gramatika universal sudah tidak bisa diakses lagi pada usia tertentu. Beberapa peneliti mengatakan, terdapat proses kritis di mana seorang pelajar mampu menguasai bahasa kedua dengan cepat. Periode tersebut adalah antara 6 sampai 13 tahun. Lalu, beberapa peneiliti lainnya mengungkapkan tata bahasa universal sudah tak bisa lagi diakses pada usia remaja, namun bisa diakses lagi setelah menginjak usia dewasa. Sehingga, orang dewasa lebih mudah menguasai bahasa kedua.
b.      Sebab kemunculan istilah bahasa pertama
penyebabnya adalah anak dari lahir belum menguasai bahasa apapun. maka muncullah bahasa pertama atau bahasa ibu. kemunculan bahasa pertama dilakukan secara informal dengan motivasi yang sangat tinggi, karena anak memerlukan bahasa pertama untuk dapat berkomunikasi dengan orang-orang yang ada di sekelilingnya. dengan muculnya bahasa pertama, perkembangan kognitif anak dapat terlihat dengan jelas dari penguasaan kosakata anak.
c.       Sebab anak harus mempelajari bahasa pertama.
Karena anak harus menguasai sistem B1-Nya. Sehingga karena penguasaan sistem bahasa itu telah memungkinkan mereka mampu memahami dan menciptakan tuturan atau kalimat-kalimat yang belum pernah diperdengarkan dan diucapkan sebelumnya. Sebab berikutnya karena semua bahasa mempunyai struktur dalam atau universal grammar yang umum, disamping mempunyai ciri-ciri khusus yang satu dengan bahasa lain.
d.      Contoh kendala pemerolehan bahasa pertama yang sering menimpa anak-anak.

Hal yang patut dipertanyakan dalam pemerolehan bahasa pertama adalah bagaimana strategi si anak dalam memperoleh bahasa pertamanya dan apakah setiap anak memiliki strategi yang sama dalam memperoleh bahasa pertamanya? Berkaitan dengan hal ini, Dardjowidjojo, (2005:243-244) menyebutkan bahwa pada umumnya kebanyakan ahli kini berpandangan bahwa anak di mana pun juga memperoleh bahasa pertamanya dengan memakai strategi yang sama. Kesamaan ini tidak hanya dilandasi oleh biologi dan neurologi manusia yang sama, tetapi juga oleh pandangan mentalistik yang menyatakan bahwa anak telah dibekali dengan bekal kodrati pada saat dilahirkan. Di samping itu, dalam bahasa juga terdapat konsep universal sehingga anak secara mental telah mengetahui kodrat-kodrat yang universal ini. Chomsky mengibaratkan anak sebagai entitas yang seluruh tubuhnya telah dipasang tombol serta kabel listrik: mana yang dipencet, itulah yang akan menyebabkan bola lampu tertentu menyala. Jadi, bahasa mana dan wujudnya seperti apa ditentukan oleh input sekitarnya.

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2015 ZAHRATUL WAHDATI
| Distributed By Gooyaabi Templates