Kamis, 24 April 2014

Makalah Kelahiran PGRI

Daftar Isi

Kata Pengantar.........................................................................................................i
Daftar isi..................................................................................................................1
BAB I Pendahuluan................................................................................................2
A.    Latar belakang.............................................................................................2
B.     Rumusan masalah........................................................................................2
C.     Tujuan..........................................................................................................2
BAB II Pembahasan................................................................................................3
A.    Kelahiran PGRI, kongres I di Surakarta 21 November 1945......................3
B.     Hubungan sejarah kelahiran PGRI dan mempertahankan proklamasi.........5
C.     Kongres II dan III PGRI.............................................................................8
D.    PGRI dan organisasi guru di luar negri......................................................12
BAB III Penutup....................................................................................................13
A.    Kesimpulan................................................................................................13
B.     Saran...........................................................................................................13
Daftar Pustaka........................................................................................................14














BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
PGRI adalah organisasi perjuangan, organisasi profesi dan organisasi ketenagakerjaan yang berfokus pada bidang keguruan yang berdasarkan pancasila, bersifat independen, dan non politik praktis, secara aktif menjaga, memelihara, mempertahankan, dan meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa yang dijiwai semangat kekeluargaan, kesetiakawanan sosial yang kokoh serta kesejahteraan lahir batin dan kesetiakawanan organisasi baik nasional maupun internasional.
Organisasi perjuangan guru-guru pribumi pada zaman Belanda berdiri tahun 1912 dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB). Pada tahun 1932 nama PGHB diubah menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI). Perubahan ini mengejutkan pemerintahan Belanda karena kata “Indonesia” mencerminkan semangat kebangsaan sehingga tidak disenangi oleh Belanda. Sebaliknya kata “Indonesia” ini oleh guru dan bangsa Indonesia.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana kelahiran PGRI dan kongres I PGRI?
2.      Bagaimana hubungan sejarah kelahiran PGRI  dengan perjuangan mempertahankan proklamasi kemerdekaan Indonesia?
3.      Bagaimana kongres PGRI yang ke II dan III?
4.      Mengapa PGRI mengadakan hubungan dengan organisasi  guru di luar negri?
C.     Tujuan Penyusunan
1.      Mengetahui dan memahami tentang kelahiran PGRI dan kongres I PGRI
2.      Mengetahui dan memahami tentang hubungan sejarah kelahiran PGRI dengan perjuangan mempertahankan proklamasi kemerdekaan Indonesia
3.      Mengetahui dan memahami tentang kongres PGRI yang ke II dan III.
4.      Mengetahui dan memahami tentang alasan PGRI mengadakan hubungan dengan organisasi guru di luar negri
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Kelahiran PGRI, Kongres I di Surakarta 21 November 1945
1.      Hubungan PGRI dengan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
Kelahiran PGRI tanggal 25 November 1945, seratus hari setelah proklamasi kemerdekaan yang di proklamirkan oleh Bung Karno dan Bunga Hatta atas bangsa Indonesia, ingin merombak peri kehidupan bangsa Indonesia. Bangsa kita hidup dari penjajahan Kolonial Belanda sekarang menjadi bangsa yang merdeka berdiri sendiri, bertanggung jawab dan berumah tanggga sendiri. Setelah pengumuman Kemerdekaan Republik Indonesia masih ada tantangan dari penjajah Jepang dan Kolonial Belanda yang ingin menjajah kembali Indonesia.
Melalui pertempuran di Surabaya dengan sekutu, NICA Belanda ingin membonceng dengan tentara sekutu Inggris. Perang kemerdekaan RI merupakan kegiatan bersifat nasional, regional ataupun local tujuannya adalah demi tegaknya Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2.      Kongres PGRI tanggal 23-25 November 1945
Disaat memuncaknya Gelora Revolusi, maka pada tanggal 23 s.d 25 November 1945 dibukalah Kongres PGRI ke-1 di Surakarta, di Gedung Somaharsa (Pasar Pon), Van Deventer School (Sekarang SMP Negeri 3 Surakarta).
Pada saat itu kongres mendapat sambutan militer Belanda dan serangan kapal terbang yang mengadakan operasi militer dengan sasaran gedung RRI Surakarta.
Organisasi PGRI yang baru lahir itu bersifat : Unitaristik, Independen, Non partai politik.
Keanggotaannya tanpa memandang perbedaan ijazah, status, temoat bekerja, jenis kelamin dan keyakinan agama dan lain sebagainya. Kelahiran PGRI sebagai wadah organisasi guru yang sedang berevolusi kemerdekaan, merupakan manifestasi akan keinsyafandan rasa tanggung jawab kaum guru Indonesia dalam memenuhi kewajiban akan pengabdiannya serta partisipasinya kepada perjuangan menegakkan dan mengisi kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Guru-guru sadar akan tugasnya bahwa pendidikan adalah sarana utama dalam pembangunan bangsa dan negara, mereka melaksanakan dwi fungsi dalam kerjanya, yaitu : di garis belakang mendidik dan mengajar di sekolah-sekolah biasa, sekolah peralihan, sekolah pengungsian. Di samping itu mereka juga melakukan kerjasama dengan masyarakat mendirikan dapur umum dan mempersiapkan makanan untuk para pejuang di garis depan. Kecuali itu mereka menjadi pemimpin komandan barisan tentara : BKR, TKR, TRI/TNI, BARA, API, Hizbullah, Sabilillah, Pesindo, Laskar Rakyat, PMI dan para pejuang lainnya.
Jika kita meneliti mukadimah AD/ART PGRI dan kehidupan organisasi, sejak kelahirannya sampai sekarang dapat di simpulkan sebagai berikut :
a)      PGRI lahir karena hikmah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945 dan juga merupakan manifestasi aspirasi kaum guru Indonesia. Untuk mengambil bagian dan tanggung jawab sesuai dengan bidang profesinya sebagai pendidik bangsa demi tercapainya cita-cita kemerdekaan.
b)       PGRI mempunyai komitmen kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
c)       PGRI berbatang tubuh suatu organisasi berlandaskan proklamasi, suatu organisasi pemersatu kaum guru, bersifat :
Unitaristik, Independen, Non Partai Politik. Juga merupakan satu wahana untuk kepentingan kaum guru, bagi pengembangan profesi, pendidikan pada umumnya, serta pengabdian kepada tanah air dan bangsa.
d)     PGRI adalah suatu organisasi profesi guru yang lahir, dan mewariskan jiwa, semangat dan nilai-nilai 1945 secara terus menerus kepada setiap generasi bangsa Indonesia.
B.    Hubungan sejarah kelahiran PGRI Dengan Perjuangan Mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 adalah bagian dari sejarah panjang yang di lalui bangsa Indonesia. Di antara bangsa Belanda, bangsa Inggris, bangsa Portugis dan bangsa Jepang, yang paling lama menjajah adalah bangsa Belanda. Bangsa Belanda menjajah Indonesia selama 350 tahun.
Kaum penjajah pada hakekatnya memiliki sifat dan perilaku yang sama yaitu memeras, membodohkan dan menginjak-injak Hak Asasi Manusia atas bangsa yang dijajah. Sebagai akibat penjajahan bangsa Belanda, bangsa Indonesia kehilangan kedaulatan, timbul kemiskinan dan kebodohan/keterbelakangan. Bangsa Indonesia mengalami penderitaan, tertekan kebebasan terutama kebebasan untuk menentukan nasib dan masa depannya sendiri.
Berbagai penderitaan dan ancaman yang dialami oleh rakyat Indonesia selama di jajah telah menimbulkan kesadaran, membangkitkan semangat untuk bersatu padu berjuang untuk melawan dan mengusir kaum penjajah untuk mencapai kemerdekaan.
Sejarah perjuangan rakyat Indonesia untuk mencapai kemerdekaan mencapai puncaknya pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 pagi di jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta. Soekarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia :

Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan Indonesia. Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain, di selenggarakan dengan cara dalam yang sesingkat-singkatnya
                                                                                                       
Jakarta, 17Agustus 1945
                                                                                   Atas nama Bangsa Indonesia


                                                                                             Soekarno-Hatta

 
            










Dengan berkumandangnya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ke seluruh pelosok tanah air dan masyarakat kemudian menyebar ke seluruh dunia, sekarang bangsa Indonesia telah merdeka, berdaulat, bebas menentukan nasib dan masa depannya, serta bebas mengatur bangsa negaranya sendiri tanpa tekanan dan ancaman serta pengaruh bangsa lain.
            Di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, dinyatakan bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan.
            Kemerdekaan adalah bagian dari hak asasi manusia, karena pada hakekatnya manusia di lahirkan dalam keadaan bebas.
            Bangsa Indonesia menyadari dan meyakini bahwa pernyataan kemerdekaan itu atas rahmat Allah Yang Maha Kuasa dengan dorongan keinginan luhur supaya berkehidupan yang bebas.
            Dari pernyataan tersebut tentang hakekat kemerdekaan digambarkan bahwa rakyat Indonesia mengharapkan suatu kehidupan yang berkesinambungan anatara kehidupan material dengan kehidupan spiritual maupun antara kehidupan dunia dan akhirat.
           Tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia dan negara Indonesia yang baru lahir dapat di simpulkan sebagai berikut :
1)      Bangsa Indonesia merebut kekuasaan dari pemerintah penjajah Jepang dan merebut senjata tentara Jepang yang waktu itu masih berkuasa.
2)      Bangsa Indonesia mempertahankan kemerdekaan dari pasukan NICA Belanda yang ingin menjajah kembali dan dating ke Indonesia bersama-sama pasukan sekutu Inggris dan Amerika.
Pasukan sekutu dating ke Indonesia bertugas melindungi tawanan perang dan melucuti senjata tentara Jepang, tetapi ternyata di belakangnya turut pasukan NICA Belanda. Perjuangan rakyat Indonesia saat itu adalah perjuangan mepertahankan kemerdekaan.
Kaum guru Indonesia bertekad turut berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia diwujudkan dalam salah satu tujuan kelahiran PGRI yaitu : turut aktif mempersatukan kemerdekaan Republik Indonesia.
Proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 merupakan titik kulminasi perjuangan bangsa Indonesia dalam mewujudkan cita-cita nasionalnya. Proklamasi juga merupakan jembatan emas setelah bangsa Indonesia berhasil melalui perjuangan fisik untuk kemudian mulai membangun Indonesia baru yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Jiwa, semangat dan nilai-nilai luhuryang terkandung dalam Proklamasi 17 Agustus 1945 mempunyai efek yang sangat besar untuk seluruh pejuang kemerdekaan, pendiri Republik ini dan para guru pada kurun waktu pasca tahun 1945.
Semangat proklamasi itulah yang menjiwai penyelenggaraan Kongres Pendidik Bangsa pada tanggal 24-25 November 1945 bertempat di Sekolah Guru Puteri (SGP) Surajarta, Jawa Tengah. Dan kongres itu lahirlah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) yang merupakan wahana persatuan dan kesatuan segenap guru di seluruh Indonesia. Melalui kongres ini, segala bentuk perpecahan antara kelompok guru yang di dasarkan kepada perbedaan tamatan (ijazah) di lingkungan pekerjaan, lingkungan daerah, aliran politik, agama dan suku, sepakat untuk dihapuskan. Mereka serentak bersatu untuk mengisi kemerdekaan dengan tiga tujuan : (1) mempertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia ; (2) mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dengan dasar-dasar kerakyatan : dan (3) membela hak dan nasib buruh umumnya, guru pada khususnya (Suara guru,November 1955: 17)
Kesepatan perumusan ketiga tujuan tersebut dicapai dalam suasana pekik “Merdeka!!” yang bertalu-talu, ditengah bau mesiu pemboman oleh tentara Inggris atas studio RRI Surakarta yang jaraknya hanya ratusan meter dan tempat siding SGP.
Demikian tingginya kesadaran politik dan perjuangan para guru untuk mempertahankan kemerdekaan, sehingga para peserta kongres saat itu mengeluarkan resolusi untuk mengirim telegram kepada para pejuang di Surabaya agar mereka terus berjuang melawan penjajah dan mengajak semua guru yang ada di seputar Surabaya untuk ikut serta memanggul senjata guna membantu para pemuda patriot bangsa yang sedang menghadapi tentara Sekutu.
PGRI lahir sebagai “anak sulung” dan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 yang memiliki sifat dan semangat yang sama dengan “ibu kandungnya”, yaitu semangat persatuan dan kesatuan, pengorbanan dan kepahlawanan untuk menentang penjajah. PGRI merupakan organisasi pelopor dan pejuang, karena itu para pendiri PGRI mengangkat semangat itu ke dalam tujuan yang pertama di atas. Sementara itu, tujuan yang kedua sangat erat hubungannya dengan tugas pokok dan fungsi anggota PGRI sebagai pendidik bangsa, yang melalui proses pendidikan bermaksud mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia dan segi pendidikan. Tujuan yang ketiga berkaitan langsung dengan PGRI sebagai wahana meningkatkan perjuangan untuk perbaikan nasib anggotanya. PGRI adalah organisasi pejuang yang lahir dalam proses sejarah di masa perjuangan untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Begitulah jiwa dan makna PGRI yang diungkapkan dalam “mars PGRI” yang sepenuhnya cocok dengan kenyataan.
C.    Kongres PGRI II dan III Membulatkan Tekad Guru Mempertahankan Kemerdekaan
Melalui kongres ini, PGRI mengajukan tuntutan kepada pemerintah yaitu : Pertama, sistem pendidikan selekasnya didasarkan pada kepentingan nasional ; Kedua, gaji guru supaya tidak dihentikan; Ketiga, diadakan Undang-Undang Pokok Pendidikan dan Undang-Undang Pokok Perburuhan Tuntutan tersebut mendapat perhatian pemerintah. Terbukti dengan di tunjuknya Rh. Kousnan menjadi anggota Panitia Gaji Pemerintah yang dibentuk oleh Departemen Keuangan RI.
Kongres yang diadakan dalam keadaan darurat ini antara lain memutuskan bahwa untuk meningkatkan efektivitas organisasi ditempuh jalan dengan memekarkan cabang-cabang agar lebih efektif.
Untuk membantu tugas-tugas pengurus besar dalam memimpin dan mengkoordinasikan cabang-cabang, dibentuklah komisariat-komisariat daerah pada setiap keresidenan Prvinsi dan merupakan Pengurus Besar Pleno.
PGRI memiliki haluan dan sifat perjuangan yang jelas, yaitu mempertahankan NKRI, meningkatkan pendidikan dan pengajaran nasional sesuai dengan falsafah Pancasila dan UUD 1945, dan tidak bergerak dalam lapangan politik (non-partai politik). Sifat dan siasat perjuangan PGRI adalah : (1) bersifat korektif dan konstruktif terhadap pemerintah, dengan mempertahankan kebebasannya sebagai serikat pekerja (yang dijamin oleh UUD 1945); (2) bekerjasama dengan serikat-serikat buruh sekerja lainnya ; (3) bekerjasama dengan badan-badan lainnya (partai politik, organisasi-organisasi pendidikan, badan-badan perjuangan dan lain-lain) ; (4) bergerak di tengah-tengah masyarakat.
Dalam beberapa tahun saja banyak cita-cita PGRI tersebut yang telah tercapai, baik di bidang pendidikan mupun di bidang perburuhan. Nama PGRI tidak asing lagi di tengah masyarakat dan pemerintah, serta mulai terasa pengaruhnya di mana-mana, termasuk di luar negeri. Hal ini dibuktikan oleh adanya undangan dan National Education Association (NEA) di Amerika Serikat untuk mengirimkan wakil-wakil PGRI guna mengadakan peninjauan terhadap pendidikan di negara itu selama 8 bulan (September 1948 s.d Juli 1949). Juga undangan dan World Confederation of Organizations of the Teaching Profession (WCOTP) untuk menghadiri Kongres II yang diadakan pada bulan Juli 1948 di London. Namun karena kesulitan mendapatkan visa, kedua undangan tersebut tidak dipenuhi.
Ketika pemerintahan RI kembali dari Bukit Tinggi ke Yogyakarta pada tahun 1949, berdirilah cabang-cabang PGRI di mana-mana, bahkan sampai ke daerah luar Persetujuan Renville, kedudukan PB PGRI yang semula di Surakarta dipindahkan ke Yogyakarta. Kegiatan PGRI pun meningkat kembali di berbagai daerah, baik pusat (Yogyakarta) maupun di daerah-daerah BFO (Byzonder Federal Overleg).
Pengakuan politis yang sangat tinggi kepada PGRI juga diperoleh dari amanat Presiden Soekarno pada Kongres II PGRI tahun 1946 di Surakarta. Dalam amanat tersebut, Presiden Soekarno menegaskan bahwa : “Guru bukanlah penghias alam, tetapi guru adalah pembentuk manusia, guru adalah pendidik rakyat ke arah kejayaan dan keagungan bangsa; semua orang pandai dan patriot-patriot negara adalah hasil pendidikan para guru; dalam menghadapi perjuangan dan pembangunan negara, guru harus menjadi pelopornya, guru adalah pendidik rakyat kea rah kesempurnaan jiwa yang bercita-cita tinggi bagi bangsa dan negara.”
Periode tahun 1945-1950 Perjuangan PGRI dititik beratkan untuk turut serta berjuang menegakkan kemerdekaan, karena colonial Belanda ingin menjajah kembali Indonesia. Walaupun PGRI telah berkembang ke seluruh pelosok tanah air, namun perjalanan sejarahnya tak lepas dari arus perjuangan bangsa Indonesia dalam tekad menegakkan kemerdekaan.
Kongres  PGRI II tahun 1946 di Surakarta dan Kongres PGRI III tahun 1948 di Madiun adalah kongres yang dilaksanakan saat memuncaknya perjuangan bangsa Indonesia menentang penjajahan kolonial Belanda yang berusaha mencekeramkan kembali daerah jajahannya di Indonesia. Dengan liciknya Kolonial Belanda melaksanakan politik adu domba, memecah belah bangsa dan wilayah Indonesia dengan maksud melemahkan semangat perjuanganrakyat Indonesia.
Di samping itu, Pemerintah Indonesia menghadapi musuh dari dalam yang bermaksud menancapkan ideologi komunis di bumi Indonesia untuk menggantikan ideologi Pancasila yang telah disepakati bangsa Indonesia. Pemberontakan PKI yang di dalangi Muso dan kawan-kawannya pada tahun 1948 sangat merugikan perjuangan rakyat Indonesia.
Melalui kongres PGRI II di Surakarta dan Kongres PGRI III di Madiun, PGRI telah menggariskan haluan dan sifat perjuangannya, yaitu :
1)      Mempertahankan NKRI.
2)       Meningkatkan tingkat pendidikan dan pengajaran nasional sesuai dengan dasar falsafah negara Pancasila dan UUD 1945.
3)      Tidak bergerak dalam lapangan politik (non partai politik).
4)      Sifat dan siasat perjuangan PGRI :
a.       Bersifat korektif konstruktif terhadap Pemerintah.
b.       Bekerjasama dengan serikat-serikat buruh/pekerja lainnya.
c.       Bekerjasama dengan badan-badan lainnya, partai politik, organisasi pendidikan, badan-badan perjuangan.
d.      Bergerak di tengah-tengah masyarakat.
            Haluan dan sifat perjuangan PGRI tersebut membulatkan tekad anggota PGRI dalam berjuang menegakkan dan mempertahankan kemerdekaan.
D.  PGRI Mengadakan Hubungan dengan Organisasi Guru di Luar Negeri
Sejak tahun 1948, dalam bidang Luar Negeri  Pengurus Besar (PB) PGRI sudah merintis hubungan dengan organisasi-organisasi Guru Internasional, misalnya dengan NEA (National Education Association), yaitu persatuan guru di Amerika Serikat, NEA mengundang PGRI untuk mengadakan peninjauan tentang perkembangan pendidikan di Amerika Serikat selama 8 bulan. Juga dari WCOTP (World Confederation of Organization of the Teaching Profesion) diterima dengan undangan untuk menghadiri Kongres II yang diadakan bulan Juli 1948 di London.
Pada Kongres PGRI XVIII di Bandung, banyak organisasi guru luar negeri yang menyampaikan pesan, diantaranya :
1)      PPSTA (Philmphine Public School Teachers Association).
2)      STU (Singapore Teachers Union).
3)       AFT (American Federation of Teachers).
4)      NEA (National Education Association).
5)       ACUGET (All Ceylon GovernmentUnion English Teachers).
6)      EI (Education International)
7)      AOB (Algemene Onderwys Bomb).
8)      CTF (Canadian Teachers Federation).
9)      FCE (Federation Canadienne des Ensergnants).
10)  KPPK (Kesatuan Perkhidmatan Perguruan Kebangsaan Semenanjung Malaysia).
11)  PGGMB (Persekutuan Guru-Guru Melayu Brunei).
12)   BMTA (Brunei Malay Teachers Association).
13)   STTU (Singapore Tamil Teachers Union).
14)   STU (Serawak Teachers Union).
15)  SADTU (South African Democratic Teachers Union).
16)   CES (China Education Society).
17)  JTU (Japan Teachers Union).
Ada 31 organisasi guru luar negeri yang menyampaikan pesan dan ucapan selamat pada Kongres XVIII PGRI. Hal ini menunjukkan bahwa PGRI sejak lama memiliki hubungan yang luas dengan organisasi guru di luar negeri.





















BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
            Kelahiran PGRI penuh dengan perjuangan untuk mewujudkan NKRI yang berdaulat. Yang bertujuan untuk menjadikan wadah bagi para guru dalam memperoleh, meningkatkan, dan membela hak azasinya baik sebagai peribadi, anggota masyarakat, warga negara, maupun pemangku profesi keguruan. Perjuangan itu dilakukan dengan berbagai cara dan bentuk yang konstitusional, prosedural, dan konsepsional dalam memperoleh kehidupan guru yang layak dan sejahtera. Dengan demikian para guru mempunyai organisasi yang tepat untuk mensejahterakan guru yang sekarang di tuntut bekerja lebih professional demi tercapainya tujuan pendidikan. Ikut menjaga persatuan dan kesatuan NKRI, serta bersifat Unitaristik,Independen dan Non partai politik.          
B.  Saran
        Sebagai warga negara yang baik apalagi guru, kita harus meneruskan perjuangan PGRI yang lahir dengan penuh perjuangan itu. Yaitu dengan meneruskan membangunan nasional dan mewujudkan pendidikan nasional. Kita sebagai guru wajib untuk mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang ada dalam pancasila.











Daftar Pustaka

____.2012.Pendidikan Sejarah Perjuangan dan Jatidiri PGRI untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Penerbit YPLP/ PPLP PGRI Pusat.


0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2015 ZAHRATUL WAHDATI
| Distributed By Gooyaabi Templates