Kamis, 27 Maret 2014

SEJARAH LINGUISTIK PRIODE AWAL, PRIODE PERKEMBANGAN, PRIODE PEMBARUAN


Bab VI Sejarah Linguistik


1.      Jelaskan perkembangan linguistik pada periode awal!
a. India
Di India orang mempelajari bahasa untuk kepentingan ritual, membaca kitab weda. Bahasa yang terdapat pada kitab weda adalah bahasa sansekerta. Panini adalah seorang sarjana Hindu yang memerikan struktur bahasa sansekerta dalam bukunya, Astdhyasi. Ia beranggapan bahwa mempelajari tata bahasa sansekerta itu penting agar hikmah dalam kitab weda tetap terjaga, doa menjadi kabul.

b. Yunani
Kalau orang India lebih memperhatikan dengan teliti tentang peristiwa-peristiwa bahasa dan menguraikan dan menyusunnya secara teratur serta mendalam, berbeda dengan Yunani. Yunani lebih mempersoalkan mengapa terjadi peristiwa tersebut. Hal ini disebabkan oleh latar belakang bidang yang mempengaruhinya, yaitu filosof, yang bertitik tolak pada filsafat (hakikat sesuatu, tentang kebenaran, asal mula).
Masalah pokok kebahasaan yang menjadi pertentangan pada masa ini, yaitu (1) fisis dan nomos, (2) analogi dan anomali.
Bahasa bersifat fisis atau alami karena memiliki hubungan asal-usul, adanya hubungan antara kata dengan benda. Misalnya, Tokek (memiliki hubungan dengan bunyi), supan-supan (tanaman yang menutup ketika disentuh, udang baah (udang yang hanya ada ketika air pasang, baah). Kelompok yang menganut paham ini adalah kaum naturalis.
Bahasa bersifat nomos (konvensi) menutur kaum konvensional menyebutkan bahwa bahasa memiliki makna yang diperoleh dari kebiasaan atau tradisi yang kemungkinan dapat berubah. Sebagian besar konsep benda, sifat, dan keadaannya yang sama diungkapkan dalam kata yang berbeda, misal buku, lantai, dll.
Analogi (teratur), misalnya regular verbs, pemajemukan  book:books
Anomali (tidak teratur), misalnya irregular verbs  child:children, write: wrote
Tokoh-tokoh Yunani antara lain Plato yang mempersoalkan hubungan antara lambang dan acuan. Ia membagi kelas kata atas onoma dan rhema. Aristoteles menganggap bahwa lambang dan acuan memiliki hubungan konvensional. Ia membagi kelas kata atas nomen, verbum, syndesmoi, arthon. Sedangkan kaum Alexandrian membagi kelas kata menjadi onoma (kt.benda), rhema (kt.kerja), motosche (partikel), arthon (kt.sandang), antonymia (kt.ganti), prothesis (kt.depan), epirrthema (kt.keterangan), dan syndesmoi (kt.sambung).
c. Masa Romawi
Salah satu tokoh yang terkenal di masa Romawi adalahVarro yang membuat buku berjudul De Lingua Latina. Buku tersebut membahas etimologi (ilmu yang mempelajari asal mula kata), morfologi (kt.benda, kt.kerja, partisipel, adverbium).Selain itu, Priscia juga telah membuat tata bahasa priscia yang membahas fonologi (bunyi dan penggambarannya), morfologi (diksi kelas kata), dan sintaksis (gramatika).

2.      Jelaskan perkembangan linguistik pada periode perkembangan!
Abad kedelapan belas dan abad kesembilan belas dapat dikatakan bahwa tidak ada perkembangan ilmu bahasa yang perlu diperhatikan karna seluruh waktu tidak lain berkuasanya ilmu bahasa klasik, normatif, bahasa perskriptif. Kemudian pengumpulan bahasa dari berbagai daerah dan negeri menjadi suatu percobaan dan terkenalah dalam hal ini pengumpulan P.S. Fallas, yang berhasil mengumpulkan contoh dari 200 bahasa Eropa dan Asia(1786-1787).
Lorenzo Hervas Y. Panduro mengumpulkan contoh 300 bahasa Eropa, Asia, dan Amerika(1800-1805). Orang ketiga yang terkenal oleh pengumpulan semacam ini adalah Johann Chripstoph Adelung dengan pengumpulannya diberi nama Mithriadates(1806-1817). Orang tergila-gila dengan perbandingan bahasa, sarjana-sarjana Eropa mempelajari bahasa Sangsekerta dan membandingkannya dengan bahasa Latin, Yunani kuno, dengan bahasa-bahasa eropa lain. Ahli-ahli seperti Scheigel, Frans Bopp, dan Rasmus Bask menuliskan pertama kali perbandingan bahasa sansekerta dengan bahasa Latin, Yunani kuno, dan bahasa lain.
 Sarjana Jerman Jacob Ludwig Karl Grimm menuliskan Deuth Grammatic, 1819 (tata bahasa Jermania) yang merupakan karya luar biasa. Di dalam buku Grimm menunjukan persamaan bahasa Jermania oleh persesuaian-persesuaian yang teratur. Persesuaian itu disebabkan oleh terjadinya “Pergeseran bunyi” (Saound Shiff) pada dialek-dialek bahasa induk yaitu bahasa Proto Indo-Eropa, kemudian masing-masing mengikuti perkembangan sendiri-sendiri serta menjadi bahasa-bahasa sendiri.
Akhir abad ke 19 ditandai adanya perkembangan fonetik yang berlebih-lebihan (dibandingkan dengan perkembangan fonetik pada abad ke-20)  karena pada akhir abad ke-19 masih dihinggapi pikiran Griko-latinisme yang bersifat klasik, tradisional, normatif, dan presskriptif.
3.      Jelaskan perkembangan linguistik pada periode pembaharuan!
Dimulai setelah perang dunia pertama ilmu bahasa mengalami perubahan. Bunyi bahasa juga dipengaruhi dari buku Ferdinand de Saussure, seorang ahli bahasa, Nikolai S. Trabetakoy (1890-1983), mengadakan penyelidikan mendalam. Bunyi (p) pada awal kata para dengan bunyi-bunyi pada kata tara, cara, kara, bara, dara, jara dan mara, dapat dikatakan bahwa bunyi (p) dalam kara, para mempunyai fungsi membedakan kata.  Bunyi-bunyi semacam ini disebut Fonem. Prinsip-prinsip Madzhab disajikan kepada dunia ilmu bahasa pada Kongres Bahasa pertama di den Haag tahun 1928.
            Perkembangan linguistik struktural di Amerika dipelopori oleh Franz Boas, Edward Sapir, dan Leonard Bloomfield. Boas dan Sapir lebih berorientasikan pada Antropologi, sedangkan Bloomfield pada keinginan untuk “mengilmiahkan” linguistik atau bahasa. Tiga ahli bahasa Amerika disebut sebagai pemula kegiatan penyelidikan bahasa sebelum terbitnya sintantic structure ialah Franz Boas, Edward Sapir, dan Leonard Blomfield.
            Ahli bahasa di Amerika Serikat banyak bejasa dalam menyebar luaskan prinsip-prinsip dan metode yang dihubungkan dengan nama “strukturalisme Amerika” ialah Leonard Bloomfield (1887-1949). Tahun 1914 Bloomfield menerbitkan buku An Intriduction to Linguistique Science.
            Bloomfield menyatakan pandangan, yaitu “rangsangan dan tanggapan” dinyatakan dengan formula R   t. . .r   T. Suatu rangsangan praktiks (R) menyebab seseorang
Priode pembaruan ditandai dengan ketidak puasan pendekatan tradisional, tokoh-tokoh seperti: NS  Trubetzkoy, Roman Jokobsin, sebagai peletak awal teori struktural, kemudian dilanjutkan oleh ahli-ahli lain Franz Boas, Edward Sapir, Ferdinand de saussure, Kennenth L. Pike, Bloomfield, Hockett, Gleason, Hills, M. Joas, Chomsky, McCawley, Lakoff, Fillmore.

2 komentar:

Copyright © 2015 ZAHRATUL WAHDATI
| Distributed By Gooyaabi Templates