Surat untuk Kakakku, amnesia dan the twins.
Untuk: Kakak-kakakku tercinta
Kakak,
sudah hampir setahun setengah kita kenal, dan jujur Ara benar-benar mencintai
kalian. Padahal kita belum pernah ketemu, dan sekarang jarang ngobrol. Tapi
jujur ara selalu merindukan kalian. Tetapi, entah kenapa ada rasa sesak
sekarang di sini. Ara merasa kalian berubah, kalian bukan seseorang Ara kenal dulu. Apalagi, Kak Adam.
Iya, ini hanya perasaan, hanya merasa, tapi benar-benar menyesakkan sampai ara
tidak mampu membendung air mata Ara. Lebay! Ara nangis untuk orang yang tidak
pernah Ara temui. Ara cemburu kepada orang-orang yang lebih diperhatikan oleh
kalian dibandingkan Ara. Ara kesal saat kalian tertawa-tawa dengan orang lain,
dan tidak melibatkan Ara.
Mungkin
setelah Ara mengungkapkan ini, kalian marah, kalian tidak mau ngomong lagi sama
Ara, kalian tidak mau lagi mengenal yang namanya Ara, diammin Ara, atau tidak
peduliin Ara. Sebenarnya Ara tidak mau itu terjadi! Tapi mungkin itu bisa saja
terjadi.
Aku
selalu membanggakan kalian. Amnesia dan The Twins kepada temen-temenku. Ara
mengatakan kalian bukan hanya teman FB, tapi juga keluarga, orang yang selalu
ada untuk memberi Ara semangat, orang yang selalu berbagi tawa, ilmu,
pengalaman, kebahagian. Kalian adalah orang yang penting. Lalu banyak teman
yang bertanya, apa kalian pernah ketemu? Apa perlu ketemu untuk mencintai
kalian. Apa perlu ketemu untuk menganggap kalian ada. Apa perlu ketemu untuk
menyatakan kalian istimewa untuk Ara. Itu tidak perlu, sungguh tidak perlu.
Walpaper
HP, background Bumbum, Ara pake foto amnesia dan the twins. Sampai segitunya
seorang Ara. Apakah kalian merasakan apa yang ara rasakan.
Ada
beberapa orang di dunia online, telpon Ara dan mengatakan tidak menyukai salah
satu dari kalian. Ara dengan tegas mengatakan bahwa semua yang dia pikirkan itu
salah. Kalian tidak sombong! Kalian tidak songong! Dan endingnya dia malah
marah sama Ara. Ara nggak peduli, yang Ara peduliin kalian.
Tapi,
entah kenapa Ara ingin menjauh dari kalian. Ara bukan Ara yang kalian kenal
lagi. Ara tidak mampu lagi terus nangis-nangis nggak jelas kaya gini, galau
terus kaya gini, merasa ingin kembali ke masa-masa kita dulu. Masa di mana ara
merasa kalian ada di sisi Ara. Selalu memberi semangat!
Sekarang,
Ara berusaha bangun setelah jatuh dan terluka pun, kalian tidak peduli. Lihat
rumah sepi, tidak ada kehangatan yang dulu Ara rasakan. Itu rumah kosong saja
ada penghuninya yang bercuap-cuap tiap malam, goa pun tiap sore berisik oleh
suara kelelawar yang keluar. Apa itu bisa disebut rumah?
Untuk
Kak Erna, Ara tahu kakak sakit. Tetapi, bukankah kita keluarga, bisakah berbagi
untuk kami. Ara kangen Kak Erna. Setidaknya berikan tanda bahwa kakak ada.
Koment dan sapa kami.
Untuk
Kak Key, kakak begitu aktif di luar rumah. tiap detik Ara ngeliat foto kakak
terpajang di baranda Ara. Tapi, kakak jarang sekali pulang ke rumah. kakak
tidak peduli rumah begitu kotor.
Untuk
Kak Mita, terimakasih karena selalu ada buat Ara. Kakak masih memberikan
semangat untuk Ara meski di sela-sela kesibukan kakak.
Untuk
Kak Amel, kakak sangat baik pada Ara. Tetapi kakak tahu ara juga butuh dorongan
lain. Kritikan tulisan Ara. Kakak selalu bilang datar. Dan hanya itu. ara juga
butuh saran.
Untuk
Oppa, Oppa sombong!! Pelit!
Untuk
Kak Adam paling menyebalkan! Kakak pilih kasih! Kakak memberikan ilmu dan trik
untuk orang-orang hebat seperti Koko dan Fina di rumah ke dua kakak itu. apa
namanya, tubies. Ooh... kakak membiarkan rumah kita sepi. kakak lebih peduli
mereka! Ara minta kakak share cerpen-cerpen kakak yang sudah mejeng di media-media
saja diacuhkan. Tapi, ara tadi ngeliat saat koko dan Fina minta cerpen kakak di
share di rumah tubies itu. kakak dengan riangnya bilang sipp segera akan saya
posting cerpennya di rumah, dan tips-tips untuk menembus media. Hahahaha! Kak
Adam masihkah kau mengenalku? Masihkan menganggap Ara ada? Baiklah, Ara tahu
Ara nggak hebat seperti mereka! Ara nggak berbakat seperti mereka. Ara tidak
ada apa-apanya dibandingkan mereka. Kakak bisakah kau memahami perasaan Ara?
Untuk
Kak Vita, sering-seringlah main ke rumah dengan Hana.
Entah
apa yang Ara harapkan dengan menulis ini. Ara hanya tidak ingin memendam
perasaan karena terlalu sesak.
Dari:
Adikmu yang alay.
Ara ... Sabar ya dik. Sebenarnya kakak nggak berhak ngomong kayak gini juga karena kakak juga masih baru. Kita fokus saja dengan program kita banyak newbie yang mau ikutan. Itu lebih penting dan membuat kita lebih senang menurutku. Kakak tidak sehebat mereka tapi kakak bantu sebisa kakak ya. :)
BalasHapusKak Agata kok bisa nyampe ke sini??
BalasHapus