Menyimpan Kenangan Sehari Bersama Pak Naka dan Pak Yusuf di Acara PAC IPNU-IPPNU Kaliwungu Kendal
Ini untuk pertama kalinya ke
Kaliwungu, termasuk Kendal. Biasanya cuma lewat doang kalo naik kereta Pulkam
ke Pemalang. Makanya Ara cuma tahu kota Kaliwungu dari lagu kota santri yang
terkenal itu.
Suasana di kota santri, asik, senang, dan asri. Cuma dari lagu aja. Dan pada kesempatan yang udah dikasih Pak Naka karena ngajak Ara, dan Ara juga dibolehin ngajak bebeb Rani, yang katanya nggak ekonomis. *tutup pipi pake helm* Pis Ran! Ara buktiin lagu itu benar-benar nyata. Suasana di Kaliwungu bikin betah. Orang-orangnya ramah, semangat, santun, dan unyu-unyu deh.
Suasana di kota santri, asik, senang, dan asri. Cuma dari lagu aja. Dan pada kesempatan yang udah dikasih Pak Naka karena ngajak Ara, dan Ara juga dibolehin ngajak bebeb Rani, yang katanya nggak ekonomis. *tutup pipi pake helm* Pis Ran! Ara buktiin lagu itu benar-benar nyata. Suasana di Kaliwungu bikin betah. Orang-orangnya ramah, semangat, santun, dan unyu-unyu deh.
Di sana Ara, Rani, Untung, dan Hery
ikut bantu Pak Naka dan Pak Yusuf melakukan pengabdian pada masyarakat. Kedua
dosen kece ini, mengadakan pelatihan Penulisan Puisi Religi Sebagai Upaya
Mengangkat Budaya Lokal Melalui Eksistensi Santri. Acaranya rame, ada delapan
puluhan peserta yang ikut terdiri dari anak SMP, SMA, dan mahasiswa yang termasuk ke dalam anggota IPNU-IPPNU.
Mereka sangat antusias mengikuti acara yang dimulai dari pukul 09.00-14.00 WIB.
Sebenarnya sih, aku bantunya nggak seberapa. Cuma natain snack dan ngasih ke
peserta dan bantuin ngasih masukan puisi-puisi yang mereka tulis. Sebenarnya
sih sok-sokan aja ngasih saran dan kritik, dan perbaikan puisi-puisi mereka.
Soalnya jujur Ara belum bisa menulis puisi. Baru aja kemarin dibilang puisiku
kaya anak SD. -_- Malu deh, calon guru bahasa Indonesia belum bisa bikin puisi.
Ara dan Rani diperintahkan Pak Naka
buat wawancara peserta dan ketua acara ini. Wah mereka sangat antusias saat aku
wawancarai. Apalagi si unyu-unyu, Rizal Setayawan, siswa kelas 1 MA Sunan
Katong, ternyata dia ikut acara ini untuk menambah ilmu dan ia janji akan
membagikan ilmu tentang puisi ini kepada teman-temannya di sekolah. Ah, Ara
terharu. Ara dan Rani belajar bikin release, kaya berita yang dikirim ke
redaksi koran biar acara ini dimuat di koran, tentu dengan bimbingan Pak Naka.
Ya, Ara merasa cuma sedikit membantu tetapi malah mendapatkan seabrek ilmu di
acara ini dan tentu temen-temen santri.
Terus sebelum pulang ke Semarang,
kami berkunjung ke rumah Pak Naka. Rumahnya mewah sekali. Mepet sawah. Jadi
keinget rumahku, yang persis mewah sekali.
Setelah ikut acara ini, Ara merasa
termotivasi untuk belajar semakin giat, terlebih di dunia sastra. Pengin juga
seperti Pak Naka dan Pak Yusuf yang bisa berbagi ilmunya. Pengin juga punya
ilmu yang banyak terus dibagikan.
Terima kasih untuk Pak Naka dan Pak
Yusuf telah memberikan kenangan indah ini.
Zahratul Wahdati, Mahasiswa
UPGRIS.
0 komentar:
Posting Komentar