Merelakanmu Menjauh, Sebagai Bentuk Kasih Sayangku Untukmu
Entahlah,
aku yang kurang dewasa atau dia yang tidak bisa mengerti bahwa aku memang
kurang dewasa. Egois vs egois. Mau menang vs mau menang. Paling benar vs paling
benar. Kita sama-sama tidak mau mengalah. Kadang, aku memang minta maaf karena
aku dianggap salah oleh dia. Kan, aku masih kurang dewasa jadi ya sudahlah aku
mungkin memang salah.
Aku sudah
mencoba menjadi apa yang dia inginin, berhenti menjadi ratu drama, berhenti
bersikap kekanak-kanak. Itu bukan hal yang mudah untukku. Sumpah bukan hal yang
mudah. Karena kenapa aku melakukannya, karena aku sayang dia. Sayang banget. Sampai-sampai
kadang aku ingin mengatakan. Gantian dong, kamu juga harusnya jangan terlalu
sensitif sedikit-sedikit ngambek. Sedikit-sedikit diemin aku. Sedikit-sedikit
ngomong aku alay. Sedikit-sedikit cuekin aku. sedikit-sedikit bikin aku nangis.
Sedikit-sedikit bilang aku cengeng.
Udah dua
kali aku dihapus dari pertemanan fbnya. Karena hal yang menurut orang yang
kurang dewasa ini sepele. Yang pertama karena dia muak dengan status-statusku
yang drama banget dan suka memperbesar masalah, dan dia bilang aku manja
banget. Kalau ini, dia benar. Dan aku merasa salah. Makanya aku pun langsung
minta maaf dan berjanji tidak akan bikin status-status alay lagi. Dia nggak tahu,
menghilangkan kebiasaan ini bukan hal mudah untukku. Sungguh bukan hal mudah.
Kenapa? Lewat
status fb aku yang pendiam ini, bisa mengungkapkan apa yang aku pendam dalam
hatiku. Rasanya plong sekali. Aku bisa berubah jadi orang yang cerewet lewat
kata. Aku bisa melihat siapa yang peduli denganku, dengan menulis cerita
sedihku. Aku bisa mendapatkan solusi dari teman-teman fb dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan. Bahkan ada teman-temanku yang cerita, dia menyukai
status fbku. Katanya, lucu dan jleb banget. Itu seperti hiburan ketika aku
merasa sendiri di kamar kost yang sunyi.
Aku merasa tidak memiliki teman untuk berbagi
hal-hal yang menurutku tidak bisa dijelaskan. Dan mungkin mereka tidak akan mau
mendengar. Mungkin juga seperti dia, mereka mungkin jika mendengar ceritaku,
mereka akan enek dan tidak mau mendengarnya. Menganggap aku manjalah, suka
memperbesar masalahlah. Tetapi, sungguh aku sadar itulah aku. Manusia hidup
memiliki sifat buruk dan sifat baik. Tidak mungkin manusia memiliki sifat baik
semua. Dan itu sifat burukku. Sifat yang seharusnya dia, sebagai sahabatku,
bahkan sudah aku anggap kakakku mengerti. Paham. Dan seharusnya dia bisa
melengkapi kekuranganku itu. Tetapi, ya sudahlah. Aku tidak tahu lagi.
Akhirnya dia
mengeaad aku lagi, setelah aku sama sekali tidak menulis status lagi. Senang karena
dia sudah memaafkanku, tetapi di sisi lain aku merasa ada beban yang
benar-benar berat. Ada sesuatu kehilangan. Aku tidak memiliki pelampiasan
ketika aku sendirian di kamar kos yang sunyi. Aku tidak bisa mengucapkan apa
pun. Sungguh aku merasa tertekan. Sungguh aku bosan, dan tidak tahu harus
melakukan apa lagi untuk menghilangkan perasaan ini. Aku terima, kalau kau yang
membaca tulisan ini, menganggap aku terlalu memperbesarkan masalah. Tetapi,
itulah yang aku rasa. Dan aku tidak peduli anggapan orang lain.
Tetapi sayangnya
pertemanan kami di fb tidak berjalan lama, januari 2015 kemarin, dia menghapus
pertemanan denganku lagi. Lagi-lagi menurut orang yang kurang dewasa ini,
karena hal sepele. Karena aku menghapus coment-comenan dengan seseorang di
status fbku. Mereka tidak mengomentari statusku. Mereka ngobrol sendiri. Aku menghapus
coment-comenannya mermaksud bercanda. Tetapi karena dia terlalu sensitif dia
menghapus pertemanan denganku.
Awalnya aku
bener-bener tidak tahu, kalau dia menghapus pertemanan denganku. Karena hubungan
kami memang tidak sedekat dulu. Ia tidak mau lagi mengomentari cerpenku lagi. Jadi
aku mencari teman yang lain, yang mau mengomentari cerpenku, memberi kritik dan
saran. Aku mengetahui, dia menghapus pertemanan. Ketika seorang teman bertanya,
sudah dimasukin grup baru sama dia, dia bikin grup baru loh. Belum. Semua teman-teman
sudah di masukin ke grup itu, dan aku belum. Dan ternyata, aku baru tahu dia
menghapus pertemananku. Sungguh sebelumnya aku tidak mengerti apa salahku lagi,
padahal selama ini aku jarang ngobrol lagi sama dia. Karena dia sangat-sangat
berarti untukku, makanya aku telepon dia. Dengan sabar aku menunggu, dia
mengangkat teleponku. Awalnya dibiarkan oleh dia hingga telepon mati. Lalu dimatikan
oleh dia karena aku terus menelpon. Dan akhirnya setelah sembilan kali aku
menelepon akhirnya dia mengangkatnya.
Dia mengatakan
apa salahku. Dan aku pun minta maaf. Dia bilang kalau aku masih mencoba dewasa
dan belum dewasa, dia tidak akan confrim pertemanan denganku dan coba go to
media. Oke aku berjanji akan dewasa. Tetapi, sungguh semudah itukah jadi
dewasa. Entah kapan aku dewasa. Entah kapan dia confrim aku. Dan aku coba
berusaha go to media.
Sayangnya,
ketika akhirnya karyaku bisa dimuat di koran. Dia dengan jahatnya bilang, aku
plagiat tulisannya. Padahal, dia pernah mengajari aku untuk mengikuti awalan
cerita yang baik. Dan hal itu aku terapkan dalam tulisanku, aku modifikasi
awalan tulisannya (3 kalimat). Tetapi, dia bilang aku tetap plagiat, bukan
hanya awalan tetapi semua. Aku dengan tegas menyangkal tuduhan itu. Karena aku
sungguh tidak plagiat, aku hanya terinpirasi dari tulisannya. Tetapi, dia
bilang seharusnya aku minta maaf bukannya malah menyangkal.
Aku tetap
menyangkal. Karena aku benar. Aku bukan plagiat seperti apa yang dia tuduhkan! Seharusnya
dia yang minta maaf. Lalu aku bertanya pada teman yang sudah S2 sastra bahasa
indonesia. aku minta pendapat. Aku kirim cerpenku dan cerpennya. Dan dia bilang
itu bukan plagiat. Awalan hanya terpengaruh olehnya, orang yang saya idolakan. Sayangnya
ketika aku menyangkal dengan alasan temanku yang S2 itu. berakhir dengan aku di
blokir oleh dia. Orang yang saya idolakan. Dia sudah tidak akan peduli, tidak
akan bicara denganku, dan tidak akan respek lagi denganku. Dia tetap mengatakan
aku plagiat. Plagiat, epigon, dan terpengaruh itu beda. Tetapi, dia tidak mau
mengerti dan dia selalu ingin dianggap benar.
Kali ini aku
nggak nangis, dan nggak mau ngemis kata maaf dari dia. Kerena aku yakin, dengan
diriku. Bahwa aku benar. Dan aku akan tetap akan mempertahankan bahwa aku
benar. Entah dia bilang aku keras kepala atau kekanak-kanakan. Yang aku tahu,
bahwa aku benar.
Aku ingin
bertanya, apa selamanya orang dewasa itu benar? Apa selamanya orang yang
dianggap kurang dewasa itu selalu salah?
Apakah orang yang kurang dewasa menjawab tidak itu
salah? Apa menjawab tidak setuju itu selalu salah? Mempertahankan argumentnya
juga salah, hah!
Ada dua
nasehat orang dewasa, termasuk dia yang tidak aku lakukan malah aku tentang.
Pertama dia
yang mengatakan aku plagiat dan harus minta maaf.
Aku tidak
minta maaf. Padahal, biasanya aku minta maaf walaupun tidak salah. karena tidak
salah kan, orang yang tidak salah mengalah untuk minta maaf terlebih dulu. Agar
masalah selesai dengan damai. Tapi kasus ini, aku tidak mau minta maaf. Karena
aku dituduh sejahat itu oleh orang yang aku sayangi.
Kedua ketika
mereka menyuruh aku setuju mamaku menikah lagi.
Aku tetap
tidak setuju. Karena mereka tidak tahu keadaan mama dan keluarga alm papah. Mereka
tidak tahu bagaimana susahnya menyambung tali yang diputus oleh keluarga alm
papah. Dan aku takut, tali itu akan terputus lagi jika pernikahan itu terjadi.
bolehkan aku tetap tidak setuju?
Sekarang dia
sudah menyerah menghadapiku. Dan aku kehilangan orang yang aku sayang. Dan aku
berharap tidak apa-apa.
Mungkin aku
juga menyerah menghadapinya. Dan aku mungkin akan merelakannya. Dan aku
berharap dia bahagia karena ini.
Aku tidak
dia akan marah, semakin marah, atau super marah membaca tulisan ini. Aku
mencoba tidak ingin tahu. Aku hanya ingin dia tahu, perasaanku.
Terimakasih
sudah mau bertahan selama satu setengah tahun mengenalku. Terimakasih untuk
semuanya yang kau berikan untuk. I love you ...
Tepat di
hari kasih sayang, 14 Februari 2015, pukul 9.21
halo, Terima kasih, artikel yang menarik~ informasinya bermanfaat, please check this web
BalasHapusKunjungi IT Telkom Jakarta:
Website Kami
Website Kami
thankyou...
yuhu, Terima kasih, artikel yang menarik~ informasinya bermanfaat, please check this web
BalasHapusKunjungi IT Telkom Jakarta:
Website Kami
Website Kami
thankyou...