Judul buku : Immortality of Shadow
Penulis :
E. Rows
ISBN :
978-602-255-683-1
Tahun terbit : September 2014
Penerbit :
Diva Press
Tebal : 264 halaman
Peresensi : Zahratul Wahdati, Mahasiswa PBSI Univ. PGRI Semarang.
Melingkap Misteri An Hammer
Setiap
rumah selalu memiliki penghuni, bukan hanya manusia tapi juga makhluk halus.
Seperti rumah bergaya Victoria klasik bernama An Hammer di Boonville yang baru
dibeli oleh Corey. Awalnya Corey tak tahu misteri rumah itu, ia hanya takjub
melihat foto-foto setiap bagian dari rumah beratap tinggi dengan danau buatan
di belakangnya. Begitu tenang, nyaman, dan indah, pikirnya saat itu. Sehingga,
ia tak perlu mengunjunginya terlebih dulu untuk menyetujui membelinya.
Tapi,
kejadian aneh mulai menghadiri hari-harinya bersama keluarganya di rumah itu.
‘penghuni-penghuninya’ mulai memperlihatkan tampang menyeramkan mereka. Janet,
anak bungsu Corey berteman dengan Dalal, hantu anak kecil dengan kulit
mengelupas dan lidah terpotong yang tak bisa dilihat siapa pun kecuali
Janet.(Hal. 126)
Barry,
kembaran Rose, anak kedua Corey, dapat melihat kejadian buruk yang menimpa Rose
di masa depan dalam mimpinya. Eliana, anak sulung Corey bertemu dengan Dave
yang tinggal tak jauh dari An Hammer. Dave pun menceritakan tentang legenda
menyeramkan An Hammer, bahwa satu keluarga dalam rumah itu meninggal dunia. (Hal.
147)
Misteri
An Hammer semakin terungkap ketika Rose menemukan papan ouija dan mengajak
Barry dan Eliana memainkan permainan memanggil roh itu. Mereka mulai mengetahui
kenapa dan bagaimana keluarga pemilik rumah ini meninggal. Namun parahnya, permainan itu membuat
‘penghuni-penghuni’rumah itu marah. Rose kerasukan, dia terus memandangi danau,
selalu mencoba bunuh diri, bahkan ia pernah mencoba membunuh James, ayahnya.
Karena itulah, James menganggap Rose gila. Kejadian-kejadian lebih buruk lagi
pun kembali menimpa keluarga Corey. (Hal. 244)
Immortality of
Shadow, novel perdana dari E. Rows ini menyuguhkan detail tempat yang pas.
Sehingga pembaca akan dapat membayangkan begitu menyeramkan dan misteriusnya An
Hammer. Sayangnya, karakter anak-anak dan dewasa nampak sama, dan menurut saya,
pengenalan tokoh-tokoh di halaman depan itu tak perlu, biarkan pembaca mengenal
tokoh ketika membaca bab per babnya. Secara keseluruhan, novel ini bagus untuk
dibaca, apalagi untuk penyuka uji nyali.